Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nawaz Sharif Tak Perlu Bangun Koalisi

Kompas.com - 13/05/2013, 18:23 WIB

ISLAMABAD, KOMPAS.com - Mantan Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif tampaknya akan berhasil memperoleh suara mayoritas di parlemen dan dapat membentuk pemerintahan tanpa harus berkoalisi dengan partai-partai lainnya.

Hasil tak resmi pemilihan umum Pakistan menunjukkan Partai Liga Muslim Pakistan (PML-N) yang dipimpinnya menang dengan mudah, kendati ada laporan bahwa dia telah membuka perundingan dengan kalangan independen untuk menjamin tercapainya mayoritas.

Sharif telah mendapat ucapan selamat dari Perdana Menteri India Manmohan Singh. Sementara Presiden Amerika Barack Obama berjanji akan bekerjasama dengan pemerintah baru Pakistan.

Nawaz Sharif akan menjadi perdana menteri Pakistan untuk ketiga kalinya.

Mantan bintang olahraga kriket Imran Khan, dengan partainya Gerakan Bagi Keadilan (PTI) yang menduduki urutan kedua, berjanji akan menjadi oposisi yang sesungguhnya.

Kalangan pengamat mengatakan Sharif, 63 tahun, berada dalam posisi yang jauh lebih kuat daripada posisi Partai Rakyat Pakistan (PPP) yang selama ini memimpin suatu koalisi lemah dan sering berada di ambang keruntuhan.

PPP yang dulu dipimpin mendiang Perdana Menteri Benazir Bhutto tampaknya telah kalah telak dalam pemilihan umum kali ini. Partai ini adalah salah satu partai sekuler yang tak dapat berkampanye secara bebas karena ancaman serangan Taliban.  

Imran Khan masih di RS

Menurut media Pakistan, PML-N pimpinan Sharif sejauh ini berhasil memperoleh lebih dari 100 kursi, sementara PTI dan PPP masing-masing memperoleh 30 kursi.

Kalangan pengamat memperkirakan PML-N kemungkinan akan memperoleh 130 kursi dan seharusnya akan dapat mencapai mayoritas 137 kursi dengan dukungan dari kalangan independen dan partai-partai kecil.

Seorang jurubicara komisi pemilihan umum mengatakan jumlah pemilih yang turun untuk memberikan suara sekitar 60%, jauh lebih tinggi dari 44% pada tahun 2008.

Pemilihan umum kali ini tampaknya akan melicinkan jalan bagi peralihan dari satu pemerintahan terpilih ke pemerintahan terpilih lainnya di negara yang selama ini rentan terhadap pengambil-alihan kekuasaan oleh militer.

Sharif - yang ditumbangkan oleh suatu kudeta militer pada tahun 1999 dan menghabiskan waktu bertahun-tahun dalam pengasingan - Minggu kemarin mengadakan pembicaraan tentang pembentukan suatu pemerintahan.

Imran Khan, yang masih terbaring di rumahsakit setelah jatuh pada saat berkampanye, mengatakan pemilu kali ini akan mendorong demokrasi baru di Pakistan.

"Kami saat ini sedang menuju demokrasi. Saya mengucapkan selamat kepada bangsa (Pakistan) atas besarnya jumlah pemilih yang datang memberikan suara," katanya.

Namun Khan juga mengatakan bahwa partainya sedang mengumpulkan bukti berkaitan dengan dugaan adanya kecurangan dalam penghitungan suara.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com