Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/05/2013, 15:02 WIB

KOMPAS.com - Tubuh kurang bergerak dan lemak yang menumpuk akan menyebabkan kegemukan yang akhirnya memicu berbagai penyakit. Pada wanita, kegemukan berlebih alias obesitas akan memengaruhi fungsi hormonal, terutama hormon estrogen yang seharusnya melindunginya dari penyakit jantung.

Kaum hawa memang lebih memiliki keuntungan di sisi kesehatan, terutama yang menyangkut dengan penyakit jantung dan pembuluh darah dibandingkan pria. Hal ini dikarenakan wanita memiliki hormon estrogen yang menjaga pembuluh darah tetap lentur.

Meskipun hormon estrogen juga diproduksi di dalam tubuh pria, namun jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan yang diproduksi di tubuh wanita. Namun pada wanita yang mengalami obesitas hormon ini tidak akan bisa lagi berfungsi melindungi.

Spesialis penyakit dalam dari Divisi Metabolik Endokrin Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr. Dyah Purnamasari, Sp.PD mengatakan, obesitas merupakan penyakit yang memiliki banyak komplikasi, antara lain stroke, penyakit jantung koroner (PJK), diabetes mellitus (DM), pre-DM, hipertensi.

"Bahkan obesitas membuat hormon estrogen pada wanita yang seharusnya bisa melindungi dari risiko penyakit kardiovaskular menjadi tidak berfungsi," paparnya dalam Seminar Media bertajuk "Diabetes pada Wanita" di Jakarta, Senin (13/5/2013).

Obesitas, lanjut Dyah, dapat menyebabkan risiko penyakit menjadi berlipat ganda. Berdasarkan sebuah riset yang dilakukan oleh para peneliti FKUI, untuk penyakit diabetes, pada wanita tidak obesitas dengan indeks massa tubuh (IMT) normal, ditemukan 7,5 persen yang menderita diabetes. Sementara itu pada wanita obesitas ditemukan 15,1 persen yang sakit diabetes.

Begitu pula untuk penyakit sindrom metabolik, pada wanita tidak obesitas ditemukan 8,9 persen dan pada wanita obesitas ditemukan 39,4 persen.

"Obesitas bukan hanya sekedar urusan penampilan. Obesitas merupakan penyakit yang perlu disadari setiap orang," tandas Dyah.

Seseorang yang mengalami kegemukan di seluruh bagian tubuhnya disebut juga dengan obesitas sentral. Selain itu, ada pula obesitas abdomen, yaitu obesitas yang hanya berpusat pada perut. Padahal lemak perut merupakan jenis lemak yang paling berbahaya karena signifikan dalam mempengaruhi risiko kesehatan. Obesitas ini ditandai dengan lingkar perut yang lebih dari 80 cm bagi wanita, dan 90 cm bagi pria.

Obesitas ditandai dengan nilai IMT yang lebih dari 27. Indeks massa tubuh merupakan suatu perhitungan lemak tubuh berdasarkan berat badan dan tinggi seseorang. Upayakan agar IMT sekitar 22,5 - 23,5. Lakukan pemantauan berat badan sebulan sekali sehingga jika terjadi kenaikan berat badan atau sebaliknya dapat segera diantisipasi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com