Jika sampai tenggat yang ditetapkan, Selasa (14/5), Filipina tak juga meminta maaf dan melakukan sejumlah langkah konkret lain yang diminta, Pemerintah Taiwan berjanji akan mengambil langkah keras.
”Jika mereka (Pemerintah Filipina) tidak merespons positif dalam 72 jam ke depan, Taiwan akan menarik perwakilan dari Manila dan juga meminta perwakilan Filipina di Taipei keluar,” tulis Ma, seperti dikutip Xinhua.
Selain akan mengambil langkah diplomatik tersebut, Ma juga mengancam bakal membekukan izin masuk sekaligus melarang para pekerja migran asal Filipina bekerja di negerinya.
Lebih lanjut Ma juga mendesak pihak Filipina segera menginvestigasi peristiwa penembakan tersebut untuk kemudian mengungkapnya secara transparan.
Selain itu, Taiwan juga mendesak Pemerintah Filipina menghukum pelaku penembakan, membayar ganti rugi kepada keluarga korban, dan mengganti kerugian akibat kerusakan kapal nelayan yang terkena tembakan.
Secara resmi Pemerintah Taiwan mendesak kedua pihak memulai proses negosiasi terkait kesepakatan sektor perikanan secepat mungkin.
Seperti diwartakan, insiden penembakan nelayan Taiwan oleh pasukan Penjaga Pantai Filipina itu terjadi sekitar 295 kilometer sebelah tenggara Taiwan. Baik Taiwan maupun Filipina sama-sama mengklaim kawasan itu masuk dalam zona ekonomi eksklusif masing-masing.
Mengutip pemberitaan harian China Daily, korban tewas bernama Hung Shih Cheng (65). Ia tertembak peluru di bagian leher. Saat kejadian, kapal nelayan berbobot mati 15 ton yang diawaki Hung itu diberondong peluru senapan mesin ringan kapal patroli Penjaga Pantai Filipina.