Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turki Tuding Pendukung Assad

Kompas.com - 13/05/2013, 03:35 WIB

Kairo, Kompas - Dua bom mobil yang menghantam Reyhanli, kota kecil di Provinsi Hatay, Turki, dekat perbatasan dengan Suriah, Sabtu (11/5), menewaskan sedikitnya 46 orang dan melukai puluhan orang lainnya. Namun, bom itu tak mengganggu upaya AS dan Rusia menggelar konferensi internasional untuk mencari solusi damai krisis di Suriah.

Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu menyebut serangan dua bom mobil tersebut terjadi justru ketika ada upaya serius mencari solusi damai di Suriah saat ini.

Davutoglu menegaskan, pelaku serangan di kota Reyhanli tersebut akan menebus perbuatannya. Demikian dilaporkan wartawan Kompas, Musthafa Abd Rahman, yang memantau perkembangan isu Suriah dari Kairo, Mesir, Minggu.

Davutoglu menambahkan, serangan bom itu tidak akan mengubah kebijakan negaranya dalam menampung pengungsi Suriah. Saat ini diperkirakan terdapat sekitar 400.000 pengungsi Suriah di Turki, yang sebagian besar ditampung di Provinsi Hatay.

Meski demikian, Davutoglu mengatakan, pelaku pengeboman itu punya hubungan dengan rezim berkuasa di Suriah. ”Serangan ini tak ada hubungannya dengan para pengungsi Suriah di Turki. Namun, serangan ini berhubungan dengan rezim Suriah,” ujar Menlu Turki itu kepada stasiun televisi TRT.

Menteri Dalam Negeri Turki Muammer Guler kepada stasiun televisi Turki, NTV, mengungkapkan, hasil penyelidikan awal menunjukkan pelaku berasal dari dalam Turki, yang diduga adalah kelompok pendukung rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Deputi Perdana Menteri Turki Besir Atalay juga mengatakan, sembilan warga negara Turki telah ditahan karena diduga terlibat aksi pengeboman itu.

Davutoglu menduga pelaku serangan ini adalah pihak yang sama dengan pelaku penyerangan kota Banias di Suriah, pekan lalu, yang menewaskan 62 orang.

Provinsi Hatay dikenal berpenduduk mayoritas penganut mazhab Syiah Alawite, yakni mazhab yang dianut Presiden Assad. Mayoritas penduduk Hatay selama ini diketahui kurang menyukai kehadiran pengungsi Suriah yang mayoritas penganut Sunni.

Menemui oposisi

Saat serangan dua bom mobil di Reyhanli itu terjadi, Duta Besar AS untuk Suriah Robert Ford dilaporkan berhasil masuk Suriah melalui perbatasan Turki untuk menemui kelompok oposisi di Suriah.

Misi Ford adalah meyakinkan pimpinan militer kubu oposisi agar menerima rencana konferensi internasional guna mencari solusi damai di Suriah. Konferensi tersebut direncanakan digelar akhir Mei ini.

Ford menemui ketua dewan militer kota Aleppo, Kolonel Abdel Gabbar al-Akidi, di sebuah tempat dekat kota Aleppo. Ford, seperti dikutip harian Al Hayat, menyampaikan jaminan kepada Al-Akidi dan tokoh-tokoh oposisi lainnya bahwa dukungan AS tak berubah terhadap kubu oposisi Suriah dan berusaha meminimalisasi peran Presiden Assad pada masa transisi nanti.

Ford, yang ditarik pulang dari Damaskus tahun lalu, juga mengatakan, Presiden Assad tak akan sepenuh hati menerima solusi damai selama belum tercipta perimbangan kekuatan militer di lapangan.

Sebaliknya, Al-Akidi meminta AS menyuplai senjata canggih dan mencabut blokade senjata agar pasukan oposisi bisa menghadapi pasukan pemerintah yang jauh lebih unggul dalam persenjataan.

Sementara itu, sejumlah faksi oposisi terus menyampaikan dukungan terhadap rencana konferensi internasional tentang Suriah. Front Rakyat untuk Perubahan dan Kebebasan Suriah pimpinan mantan Menteri Urusan Ekonomi Suriah Qodri Jamil serta Partai Rakyat Demokrasi Suriah menyatakan dukungan mereka terhadap konferensi yang akan digalang AS dan Rusia itu.

Konferensi yang berpijak pada Deklarasi Geneva, 30 Juni 2012, itu akan membentuk pemerintah persatuan nasional yang beranggotakan kubu pemerintah dan oposisi.

Akan tetapi, sumber diplomat Rusia yang dikutip harian Al Hayat mengaku masih ragu konferensi tersebut bisa digelar akhir Mei ini. Pasalnya, AS dan Rusia masih berbeda pendapat tentang teknis pelaksanaan konferensi itu.

AS dan Rusia disebutkan belum sepakat soal format pemerintah transisi, batas wewenangnya, mekanisme pembentukannya, dan peranan Assad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com