Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu menyebut serangan dua bom mobil tersebut terjadi justru ketika ada upaya serius mencari solusi damai di Suriah saat ini.
Davutoglu menegaskan, pelaku serangan di kota Reyhanli tersebut akan menebus perbuatannya. Demikian dilaporkan wartawan Kompas,
Davutoglu menambahkan, serangan bom itu tidak akan mengubah kebijakan negaranya dalam menampung pengungsi Suriah. Saat ini diperkirakan terdapat sekitar 400.000 pengungsi Suriah di Turki, yang sebagian besar ditampung di Provinsi Hatay.
Meski demikian, Davutoglu mengatakan, pelaku pengeboman itu punya hubungan dengan rezim berkuasa di Suriah. ”Serangan ini tak ada hubungannya dengan para pengungsi Suriah di Turki. Namun, serangan ini berhubungan dengan rezim Suriah,” ujar Menlu Turki itu kepada stasiun televisi TRT.
Menteri Dalam Negeri Turki Muammer Guler kepada stasiun televisi Turki, NTV, mengungkapkan, hasil penyelidikan awal menunjukkan pelaku berasal dari dalam Turki, yang diduga adalah kelompok pendukung rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Deputi Perdana Menteri Turki Besir Atalay juga mengatakan, sembilan warga negara Turki telah ditahan karena diduga terlibat aksi pengeboman itu.
Davutoglu menduga pelaku serangan ini adalah pihak yang sama dengan pelaku penyerangan kota Banias di Suriah, pekan lalu, yang menewaskan 62 orang.
Provinsi Hatay dikenal berpenduduk mayoritas penganut mazhab Syiah Alawite, yakni mazhab yang dianut Presiden Assad. Mayoritas penduduk Hatay selama ini diketahui kurang menyukai kehadiran pengungsi Suriah yang mayoritas penganut Sunni.