Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/05/2013, 15:48 WIB

MANILA, KOMPAS.com — Pemerintah Filipina, Jumat (10/5/2013), mengatakan kemungkinan akan menarik pasukannya dari misi penjaga perdamaian PBB di dataran tinggi Golan karena masalah keamanan.

Pernyataan ini muncul setelah anggota pasukan Filipina kembali menjadi korban penculikan.

Menteri Luar Negeri Albert del Rosario mengatakan, dia sudah memberikan rekomendasi kepada Presiden Benigno Aquino untuk menarik sekitar 300 personel pasukan Filipina di Golan.

Namun, kata Del Rosario, keputusan final soal penarikan mundur pasukan Filipina sepenuhnya berada di tangan Presiden Aquino.

"Begitu beliau menyetujui, maka kami akan menarik pasukan secepat mungkin," kata Del Rosario kepada sejumlah wartawan.

Pada Selasa (7/5/2013), empat orang personel pasukan perdamaian PBB asal Filipina diculik kelompok pemberontak Suriah di dataran tinggi Golan. Kejadian itu hanya berselang dua bulan setelah 21 tentara Filipina diculik pemberontak Suriah selama empat hari.

"Orang-orang yang menculik tentara kita sebenarnya tengah terkepung. Mereka menggunakan anggota tentara kita sebagai tameng agar mereka bisa keluar dari kesulitannya," ujar Del Rosario.

"Pemerintah tidak mau membahayakan warga negaranya lagi," lanjut Del Rosario.

Lebih lanjut, Del Rosario menambahkan, dia sangat paham bahwa sebelum menarik mundur pasukan, Filipina harus memberitahukan rencana itu tiga bulan sebelum penarikan mundur dilakukan.

"Namun, dalam kondisi tertentu, saat nyawa warga kami dalam bahaya, maka kami akan mencoba meminta agar PBB mengizinkan mereka pulang lebih awal," tambah Del Rosario.

Pasukan pengamat perdamaian PBB di Golan (UNDOF) sudah bertugas sejak 1974 untuk memantau gencatan senjata antara Israel dan Suriah.

Zona gencatan senjata kini menjadi wilayah berbahaya karena pemberontak dan pasukan Pemerintah Suriah bertempur di area tersebut.

UNDOF berkekuatan 1.000 personel militer dan sipil dari Austria, India, Maroko, Moldova, dan Filipina.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com