Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kubu Oposisi Siapkan Protes

Kompas.com - 08/05/2013, 09:48 WIB

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Kubu oposisi Malaysia bersikeras menolak hasil pemilu dan menyiapkan protes dalam beberapa hari mendatang. Oposisi akan menyampaikan bukti-bukti kecurangan dalam pemilu 5 Mei. Mereka merasa dicurangi dan menyebut pemilu telah dirampas kubu berkuasa.

Hal itu dikatakan Ketua Pakatan Rakyat Anwar Ibrahim di pinggiran Kuala Lumpur, Selasa (7/5), seperti dilaporkan wartawan Kompas Simon Saragih.

Sementara itu, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menemui Perdana Menteri Najib Razak di kediaman Najib di Putrajaya. Najib juga bertemu sejumlah wartawan Indonesia, tetapi tidak berbicara soal pemilu. ”Jangan sekarang, ya,” kata Najib saat dimintai komentar.

Kalla menemui Najib untuk mengucapkan selamat dan mencoba menengahi dua kubu yang bertikai, khususnya antara Najib dan Anwar. Seusai terpilih kembali, Najib menawarkan rekonsiliasi kepada kubu oposisi. Kalla yang berteman dekat dengan keduanya mencoba berperan sebagai jembatan.

Kalla dan Najib memiliki kesamaan sebagai keturunan Bugis. ”Namun, saya tidak bisa lagi berbahasa Bugis karena lahir di Malaysia sebagai generasi ke-13,” tutur Najib yang terkesan bersahabat.

Rekonsiliasi terkesan sulit dicapai. Kubu oposisi semakin kencang menyerukan protes. Namun, Kalla mengatakan, pintu rekonsiliasi tetap terbuka. ”Sebagai sahabat, kita ingin dua pihak mencapai titik temu,” katanya.

Salah satu anggota Dewan Tertinggi Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), Zamaluddin Jarjis, mengatakan, oposisi meributkan pemilu karena kalah. Mereka tidak ribut soal pemilu di Selangor, Kelantan, dan Penang karena menang di tiga negara bagian itu. ”Mereka ribut di daerah yang tak bisa dimenangi dan menuduh ada kecurangan,” kata Zamaluddin yang juga mantan Menteri Sains, Teknologi, dan Inovasi Malaysia.

UMNO adalah motor utama koalisi Barisan Nasional (BN) yang berkuasa. Dari 133 kursi parlemen yang disebut BN, sebanyak 88 kursi milik UMNO.

Pakatan Rakyat, koalisi tiga partai oposisi, hanya meraih 89 kursi dari total 222 kursi di parlemen. Namun, Pakatan Rakyat meraih lebih dari 50 persen total suara. Karena itulah, oposisi menuduh pemilu telah dicuri.

Beberapa negara sudah menyampaikan ucapan selamat kepada Najib, termasuk Amerika Serikat. Namun, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Patrick Ventrell mengatakan, AS menaruh perhatian pada sejumlah kejanggalan seperti yang dituduhkan oposisi.

Contoh

Kemarin, oposisi membeberkan beberapa contoh kecurangan, misalnya keberadaan kotak suara yang tak bisa dijelaskan statusnya. Ada juga kasus putusnya arus listrik saat penghitungan suara. Kasus lain, ada penghitungan ulang suara seusai pemilu dengan hasil yang merugikan kubu oposisi.

Anwar menyatakan akan menyampaikan kasus itu kepada Najib. Dia juga menjanjikan protes yang berlangsung Rabu ini.

Situasi usai pemilu di Malaysia berkembang ke arah rasial. Harian Utusan Melayu menurunkan berita yang mempertanyakan niat etnis China di Malaysia. Harian itu mengutip mantan PM Mahathir Mohamad yang mengatakan bahwa etnis China tidak bersyukur. Juga disebutkan ada etnis Melayu yang rakus. Tuduhan ini disampaikan karena pergeseran suara etnis China dan Melayu perkotaan serta kelas menengah ke oposisi.

”Kaum ini bertujuan menggantikan pemerintahan, tetapi niat mereka telah gagal,” tulis harian tersebut.

Anwar langsung mengatakan bahwa kubu berkuasa menyatakan hal-hal rasial untuk menutupi kecurangan. Partai Islam Se-Malaysia juga menyatakan tidak bisa menerima pidato kemenangan Najib, yang menyinggung ”tsunami China”, merujuk kepada aspirasi etnis China yang berpindah dari BN ke Partai Aksi Demokrasi, salah satu partai di koalisi Pakatan Rakyat.

Mantan Wakil PM Datuk Saifuddin Abdullah kepada harian independen Malaysia, Insider, menyesalkan pemberitaan Utusan Melayu. ”Ini agak lari dari seruan PM Najib yang menyatakan rekonsiliasi,” ujarnya.

Analis politik, Dr Shamsul Baharuddin, mengatakan, peningkatan suara untuk Pakatan Rakyat bukan saja karena pergeseran suara etnis China ke kubu Pakatan Rakyat. Hal itu juga didukung pergeseran suara warga Melayu kelas menengah dari BN ke Pakatan Rakyat.

Analis politik Wong Chin Huat mengatakan, peralihan suara ke Pakatan Rakyat tak berbasis rasial, tetapi hanya menggambarkan keinginan untuk perubahan.(REUTERS/AP/AFP/MON)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com