DHAKA, KOMPAS.com - Setidaknya 28 orang tewas setelah terjadi bentrokan antara polisi Banglades dan pendukung kelompok radikal Islam. Demikian aparat Banglades menjelaskan, Senin (6/5/2013).
Dalam salah satu inisiden kekerasan terburuk sejak Banglades merdeka 40 athun lalu itu, ratusan orang juga dikabarkan luka saat polisi membubarkan unjuk rasa di dekat pusat bisnis ibu kota Dhaka.
Para bankir, pekerja asuransi, dan pialang saham terpaksa tidur di kantor mereka ketika bentrokan diwarnai suara tembakan terjadi sepanjang malam di kawasan bisnis Motijheel.
Sejumlah saksi mata mengatakan sejumlah toko dibakar sementara pepohonan ditebang dan ribuan batu bertebaran di jalanan.
Kepada AFP, polisi mengatakan telah menguasai keadaan di pusat kota namun kekerasan masih berlanjut di sejumlah kawasan kota Dhaka.
Untuk membubarkan sekitar 70.000 orang yang menuntut diberlakukannya Undang-undang anti-penghinaan agama, polisi mengunakan granat suara, meriam air, gas air mata, dan peluru karet.
"Kami terpaksa bertindak setelah mereka melanjutkan aksinya di Motijheel. Mereka menyerang kami dengan menggunakan batu bata, kawat, dan bambu runcing," kata juru bicara Kepolisian Dhaka, Masudur Rahman.
"Para pengunjuk rasa sudah membubarkan diri Senin pagi," tambah Rahman.
Mozammel Haq, seorang petugas polisi di RS Universitas Kedokteran Dhaka, mengatakan sebanyak 11 jenazah dibawa ke rumah sakit itu.
"Salah satu jenazah itu adalah seorang anggota polisi yang terluka di bagian kepala akibat sabetan senjata tajam," kata Haq.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanKunjungi kanal-kanal Sonora.id
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.