Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tinta Mudah Dihapus, Pemerintah Dituding Curang

Kompas.com - 05/05/2013, 14:53 WIB

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com — Pemilihan umum Malaysia yang digelar pada Minggu (5/5/2013) diwarnai dengan tuduhan kecurangan yang ditujukan kepada Pemerintah Malaysia.

Para pemilih menggunakan internet untuk menuduh Pemerintah Perdana Menteri Najib Razak mencoba "mencuri" pemilu ini karena tinta yang dikatakan baru bisa hilang setelah beberapa hari ternyata dengan mudah bisa dihapus.

Seperti dikatakan Halim Mohamad (77). "Ini kecurangan. Saya terkejut karena tintanya bisa dihapus," kata Halim seraya menunjukkan jarinya yang telah bersih dari tinta seusai memasukkan suara, Minggu.

"Saya sudah sampaikan ke petugas Komisi Pemilu dan dia hanya tertawa," lanjutnya.

Penggunaan tinta itu didemonstrasikan oleh PM Najib dan para pejabat Komisi Pemilu beberapa waktu lalu untuk menunjukkan bahwa tinta itu tidak mudah dihapus. Dan hal itu menunjukkan komitmen pemerintah untuk menyelenggarakan pemilu yang adil. Namun, kaum oposisi menyebut Komisi Pemilu dikendalikan oleh Barisan Nasional, koalisi berkuasa pimpinan UMNO.

Tuduhan lain soal kecurangan pemilu dilontarkan kelompok oposisi, termasuk Anwar Ibrahim. Menurut mereka, ribuan pemilih "tidak jelas" termasuk warga negara asing dikerahkan ke daerah-daerah pemilihan yang penting untuk mengubah hasil pemungutan suara.

Pemerintah membantah tuduhan itu dengan mengatakan, pengerahan pemilih ke daerah-daerah itu merupakan upaya mendorong tingkat partisipasi warga. Namun, pemerintah tidak memberi penjelasan lebih lanjut.

Pada Minggu, PM Najib mengatakan melalui Twitter bahwa tidak ada pengerahan warga negara asing. "Kami berkomitmen untuk menyelenggarakan pemilu yang adil," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com