Ia mengatakan, London harus mematuhi larangan Uni Eropa untuk mengirim senjata kepada kelompok oposisi. Inggris akan ”melihat situasi” ketika larangan itu berakhir beberapa pekan lagi. Inggris akan memantaunya.
Dua pejabat itu mengatakan, pemerintah mereka masing-masing menginginkan solusi politik atas konflik yang sudah berlangsung lebih dari dua tahun itu. Namun, upaya diplomatik tampak menghadapi jalan buntu. Hal itu ditandai dengan rencana mundurnya Utusan Khusus PBB dan Liga Arab untuk Suriah, Lakhdar Brahimi.
Para anggota tetap Dewan Keamanan PBB—Inggris, China, Perancis, Rusia, dan AS—telah meminta Brahimi tetap bertahan pada tugasnya yang diemban sejak Agustus lalu setelah bekas Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan mundur dari misi itu. Salah satu diplomat PBB mengatakan, Brahimi telah memutuskan untuk mundur.
Di Suriah, pasukan Assad menyerang Homs, kota yang menjadi salah satu kunci pertahanan kelompok oposisi. ”Pasukan Suriah, yang didukung pasukan dan pejuang andal dari Iran dan Hezbollah, telah menguasai sebagian besar distrik Wadi al-Sayeh di Homs,” kata organisasi Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR) dalam pernyataannya.
Homs terbagi secara sektarian antara kelompok Sunni, Alawite, Kristen, dan campuran kelompok minoritas lainnya.