Pertimbangan terbaru muncul setelah rezim Suriah melakukan serangan skala besar kepada kelompok oposisi di Homs. Sebelumnya, usul untuk mempersenjatai kelompok oposisi pernah ditolak. Belajar dari insiden Homs, para pembantu Presiden AS Barack Obama mempertimbangkan lagi opsi memasok senjata kepada kelompok oposisi.
Rencana itu disampaikan Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel. Saat ditanya apakah Washington akan berpikir ulang tentang sikapnya menentang pasokan senjata kepada kelompok oposisi Suriah, Hagel menjawab singkat, ”Ya.”
Hagel mengatakan, belum ada keputusan yang telah dicapai terkait dengan masalah itu dan dia juga menolak memberikan pandangan pribadi. Dia, katanya, ”lebih suka mempelajari opsi yang ada dan menilai koordinasi dengan pihak mitra internasional adalah pilihan awal terbaik”.
Ketika ditanya terkait dengan pernyataan Hagel, Presiden AS Barack Obama mengatakan, komentar itu merupakan bagian dari pandangan yang telah dia sampaikan selama berbulan-bulan lalu. AS telah menyaksikan kekerasan berdarah lebih lanjut dan potensi penggunaan senjata kimia di dalam negeri Suriah.
”Apa yang kami katakan sebelumnya adalah kami sedang berusaha memilah semua opsi,” kata Obama dalam konferensi pers di Meksiko. Obama juga mengatakan, ”Kami ingin memastikan, meninjau sebelum melangkah dan apa yang akan dilakukan benar-benar demi mengatasi situasi, ketimbang membuat situasi makin mematikan dan rumit.”
Usul Pentagon untuk mempersenjatai kelompok oposisi bukan hal baru. Pada masa Menhan Leon Panetta, yang meletakkan jabatan Februari, usul itu pernah disampaikan. Panetta dan pemimpin militer Jenderal Martin Dempsey merekomendasikan untuk mempersenjatai kelompok oposisi, tetapi ditolak parlemen.
Telah muncul spekulasi bahwa pemerintahan Obama berubah sikap. Hal itu terutama setelah agen intelijen AS menemukan indikasi bahwa rezim Presiden Bashar al-Assad diduga memakai senjata kimia dalam skala kecil melawan kelompok oposisi.
Pernyataan Hagel terkait upaya mempersenjatai kelompok oposisi Suriah disampaikan dalam jumpa pers bersama dengan mitranya, Menhan Inggris Philip Hammond. Menurut dia, negaranya tidak mengesampingkan opsi mempersenjatai kelompok oposisi ataupun opsi militer lainnya.
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.