Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Ahmadinejad Ditangkap Pengawal Revolusi

Kompas.com - 03/05/2013, 14:10 WIB

TEHERAN, KOMPAS.com  Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad ditangkap dan ditahan selama tujuh jam pada Senin (29/4/2013) lalu. Ia diperingatkan untuk tutup mulut terkait hal-hal merugikan rezim Islam Iran sebelum kemudian dibebaskan. Demikian kata sejumlah sumber dalam unit intelijen Pengawal Revolusi seperti yang dilaporkan, The Guardian Express, Kamis, yang kemudian dikutip sejumlah media, antara lain oleh Jerusalem Post dan Daily Best .

Ahmadinejad tengah dalam perjalanan pulang dari pameran buku di Teheran ketika penasihat keamanannya diberitahu bahwa ia diminta untuk hadir di kantor Pemimpin Tertinggi Ayatullah, Seyyed Ali Hosseini Khamenei, karena ada hal yang mendesak. Dalam perjalanan ke pertemuan itu, mendadak kontak antar-tim keamanan dalam konvoi Ahmadinejad diputus. Tiga mobil lain kemudian bergabung dalam konvoi tersebut.

Bukannya dibawa ke kantor Pemimpin Tertinggi, Ahmadinejad malah dibawa ke kantor Hossein Taeb, Kepala Intelijen Pengawal Revolusi. Sampai di sana, Ahmadinejad dan rombongannya dilucuti senjatanya, dan peralatan komunikasinya diambil. Demikian kata laporan tersebut.

Pada saat yang sama, kata sumber itu kepada The Guardian, ratusan anggota Pengawal Revolusi lain dari unit intelijen menanyai rekan-rekan Ahmadinejad di seluruh Teheran tentang keberadaan sejumlah dokumen yang merugikan rezim tersebut.

Ahmadinejad diinterogasi selama berjam-jam dalam pertemuan dengan Taeb; Asghar Hejazi, Kepala Intelijen di kantor pemimpin tertinggi; Mojtaba Khamenei, putra pemimpin tertinggi; dan Gholam Hossein Mohseni Ejei, Jaksa Agung. Di situ, dia diperingatkan untuk menarik kembali sejumlah pernyataannya tentang para pejabat rezim itu, dan diberi ultimatum. Demikian seperti yang dilaporkan The Guardian.

The Guardian mengutip media yang dikendalikan rezim itu, Baztab, yang melaporkan bahwa menjelang pendaftaran calon presiden mendatang, Ahmadinejad telah memperingatkan para rekannya. Isi peringatannya, yaitu bahwa jika calon yang dipilihnya untuk menggantikannya dirinya, Esfandiar Rahim Mashaei, ditolak sebagai calon, maka dia akan membeberkan kaset-kaset yang akan menunjukkan bahwa rezim itu telah menipu para pemilih dalam pemilihan presiden tahun 2009.

Kabar penangkapan itu merupakan perkembangan terbaru dalam hubungan yang memburuk antara Ahmadinejad dan pemimpin tertinggi, dan perseteruan dengan lawan-lawan politik yang dikatakan telah melihat adanya pergeseran posisi Ahmadinejad dari seorang konservatif tradisional ke sayap kanan. MailOnline melaporkan, Ahmadinejad juga telah terlibat dalam perebutan kekuasaan yang sedang berlangsung dengan keluarga Larijani, sebuah faksi yang memegang beberapa kursi kunci kekuasaan di negara Timur Tengah itu.

Salah satu sekutu Ahmadinejad, Saeed Mortazavi, kembali ditangkap Februari lalu.

Walau tidak ada alasan resmi yang diberikan untuk penangkapannya, hal itu terjadi menyusul pengungkapan sebuah film rahasia oleh Ahmadinejad di parlemen, di mana Mortazavi tampak membahas kesepakatan bisnis penipuan yang diusulkan Fazel Larijani (49), yang termuda dari lima orang Larijani bersaudara. Meskipun Presiden Ahmadinejad telah lama mengecam keluarga Larijani karena cengkeraman mereka pada kekuasaan, keluarga itu mengatakan bahwa mereka memperoleh peran mereka melalui cara-cara yang sah.

Ali Larijani (54) adalah ketua parlemen dan mantan perunding top bidang nuklir. Sadegh Larijani (52) adalah seorang Ayatullah yang mengepalai pengadilan Iran. Adapun Kakak tertua mereka, Mohammad Javad Larijani (61), adalah seorang matematikawan berpendidikan Berkeley. Ali diperkirakan akan mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilu bulan Juni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com