Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bom Boston Awalnya untuk Hari Kemerdekaan AS

Kompas.com - 03/05/2013, 10:33 WIB

BOSTON, KOMPAS.com  Dzhokhar Tsarnaev, tersangka pelaku bom Maraton Boston yang masih hidup, mengatakan kepada para interogator FBI bahwa ia dan saudaranya semula mempertimbangkan serangan bunuh diri pada tanggal 4 Juli, tepat pada hari kemerdekaan AS. Demikian kata seorang pejabat penegak hukum.

Dzhokhar (19 tahun) mengatakan kepada para penyelidik bahwa dirinya dan saudaranya, Tamerlan (26 tahun), yang tewas dalam baku tembak dengan polisi, akhirnya memutuskan untuk menggunakan dua bom dalam panci presto itu dan perangkat peledak buatan sendiri lainnya pada 15 April lalu. Demikian kata pejabat itu.

Kakak beradik itu menyelesaikan pembuatan bom tersebut di apartemen Tamerlan lebih cepat dari yang mereka kira. Mereka lalu memutuskan untuk mempercepat serangan ke Maraton Boston pada 15 April, bertepatan dengan Hari Patriot di Massachusetts. Demikian menurut laporan Dzhokhar yang sampaikan pemerintah. Mereka menetapkan garis finis maraton itu sebagai sasaran setelah mengelilingi wilayah Boston untuk mencari lokasi alternatif.

Dzhokhar juga mengatakan kepada pihak berwenang bahwa ia dan saudaranya telah menyaksikan khotbah internet Anwar Al Awlaki, seorang ulama radikal Amerika yang pindah ke Yaman dan terbunuh pada September 2011 oleh serangan pesawat tak berawak AS. Namun, tidak ada indikasi bahwa kakak beradik itu telah berkomunikasi dengan Awlaki sebelum kematian ulama tersebut.

Tsarnaev membuat pengakuannya itu kepada para agen FBI pada tanggal 21 April, dua hari setelah ia ditangkap ketika bersembunyi di sebuah kapal di halaman belakang sebuah rumah di Watertown, pinggiran Boston. Para agen itu menerapkan apa yang dikenal sebagai pengecualian demi keselamatan publik pada Miranda Rule, yang dalam kondisi tertentu memungkinkan interogasi terhadap tahanan setelah penangkapan walau dalam proses penangkapannya tidak diberitahukan haknya untuk tetap diam.

Dalam perkembangan lain, jenazah Tamerlan telah diklaim oleh pihak yang mengatasnamakan keluarganya pada hari Kamis. Demikian kata seorang pejabat. Jenazah itu telah disimpan di sebuah fasilitas di Boston selama lebih dari satu minggu setelah dia tewas dalam baku tembak dengan polisi.

Terrel Harris, juru bicara Office of the Chief Medical Examiner of Massachusetts, mengatakan, sebuah perusahaan jasa pemakaman yang disewa keluarga itu mengklaim jenazah tersebut. Tidak ada rincian yang diberikan tentang penyebab kematian atau ke mana jenazah itu telah dibawa.

Istri Tamerlan, Catherine Russell, melalui pengacaranya, Selasa lalu, mengatakan bahwa ia berharap jenazah alrmahum suaminya itu diserahkan kepada keluarga Tsarnaev. Pengacara Russell itu tidak bisa dihubungi hari Kamis.

Para penyidik telah menginterogasi Russell ketika mereka mencari petunjuk tentang bagaimana suami dan adik iparnya itu diduga telah membuat dua bom yang digunakan dalam serangan tersebut dan apakah mereka telah dibantu.

Orangtua tersangka sebelumnya tinggal di Cambridge, Massachusetts, tetapi kemudian kembali ke Rusia. Para kerabat lain keluarga itu tetap tinggal di Amerika Serikat, termasuk seorang paman, Ruslan Tsarni, yang tinggal di Montgomery Village, Maryland. Tsarni terlihat di Rhode Island dalam beberapa hari terakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com