Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malaysia Punya Pilihan Kuat

Kompas.com - 03/05/2013, 03:01 WIB

Kuala Lumpur, Kompas - Dari kaca mata luar, pemilu Malaysia ke-13 kali ini menyajikan dua pilihan yang relatif sama baiknya. Barisan Nasional terbukti telah mengangkat harkat bangsanya dengan hasil pembangunan sejak merdeka tahun 1957. Oposisi menawarkan modifikasi atas kinerja pemerintahan.

Perdana Menteri Najib Razak mengandalkan fakta pemerintah yang selalu memenuhi janji dan kali ini menegaskan bantuan janji juga ditepati. Najib adalah motor Barisan Nasional, koalisi 13 partai yang mencakup semua etnis dan negara bagian di Malaysia.

BN menawarkan keadaan lebih baik dari waktu ke waktu. Moto-moto kampanye BN relatif menggiurkan, seperti ”Rakyat Didahulukan, Pencapaian Diutamakan”. Seperti dilaporkan wartawan Kompas, Simon Saragih, dari Kuala Lumpur, Malaysia, jalan-jalan di Kuala Lumpur dan daerah satelit pendukungnya merupakan hunian yang nyaman dengan aneka transportasi yang relatif lancar.

Dalam kampanye di Kuala Terengganu, Negara Bagian Terengganu, Kamis (2/5), Najib menegaskan, dukungan penuh akan didapatkan warga pedesaan. Ia mengatakan, penduduk desa paham bahwa BN memberikan kehidupan lebih baik dengan program pembangunan desa.

Malaysia adalah negara yang mampu mendistribusikan program pembangunan hingga ke pelosok desa. Dalam kesempatan itu, Najib menegaskan, rakyat pedesaan tahu Pakatan Rakyat tidak bisa diandalkan. Najib mengkritik reformasi Pakatan Rakyat dengan mengajak warga berdemonstrasi di jalanan.

Di sisi lain, Pakatan Rakyat, dengan tokoh utama Anwar Ibrahim, tetap fokus pada program kampanye. Pakatan Rakyat adalah koalisi tiga partai, yakni Partai Islam Se-Malaysia, Partai Keadilan Rakyat, dan Partai Tindakan Demokratik (DAP).

Selain mengusung moto ”bersih” merujuk pada pemerintahan yang korupsi, dan ”ubah” merujuk pada perubahan, Pakatan Rakyat juga mengusung moto ”Ini Kali Lah” (Inilah Saatnya). Kubu ini dikatakan mampu menggerakkan warga perkotaan.

Hasil jajak pendapat Centre for Democracy and Elections dari Universiti Malaya (UMcedel) menunjukkan, Anwar unggul dengan suara 43 persen dan Najib 39 persen. BN mengkritik hasil jajak pendapat ini dengan mengatakan, pertanyaan pada responden tidak jelas.

BN Menjawab

Anwar kembali mengingatkan potensi kecurangan. Saat berkampanye di Petaling Jaya, Selangor, Anwar mencuatkan isu pengerahan warga asing. Pakatan Rakyat dalam pemilu 2008 memenangi tiga negara bagian Kedah, Selangor, dan Penang. Secara nasional Pakatan meraih 47 persen suara nasional, tetapi hanya menguasai sepertiga kursi parlemen karena pemilu berdasarkan sistem proporsional.

Kepada Radio Televisi Hongkong (RTHK), Anwar mengatakan, ada pengerahan warga Sabah dan Sarawak ke Semenanjung Malaysia, juga kedatangan pekerja asal Thailand, Kamboja, Pakistan, dan Myanmar. Ia menduga itu untuk mendukung BN.

Dirjen Departemen Imigrasi Datuk Alias Ahmad membantah hal itu sebagaimana diberitakan The Malaysian Insider, Kamis.

New Strait Times, mengutip Wakil PM Tan Sri Muhyiddin Yassin, mengatakan, publik jangan percaya begitu saja pesan yang beredar. ”Saya juga menerima pesan singkat yang menyebutkan, kami mengerahkan 70.000 warga mendukung BN di Johor,” katanya. Ini adalah upaya mengacaukan pemilu. Ia menambahkan, semua itu kebohongan untuk memengaruhi pemilih dan menyudutkan BN.

”Oposisi tahu BN memimpin di banyak negara bagian dan mereka menebar kebohongan…. Mereka tahu kita punya hukum dan Komisi Pemilu akan mengikuti aturan dan hukum,” katanya.

Maskapai Malaysia Airlines Systems (MAS) juga menegaskan, tidak ada penerbangan khusus untuk mengangkut para penumpang seperti yang dituduhkan, seperti dikutip situs AsiaOne. (REUTERS/AP/AFP)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com