Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ancaman Tersembunyi H7N9

Kompas.com - 03/05/2013, 02:50 WIB

Pada hubungan filogenetik antara isolat virus H7N9 dari hewan dan virus yang menyebabkan infeksi pada manusia diperiksa ditemukan bahwa keseluruhan delapan segmen yang membentuk kedua virus tersebut saling berbagi gen yang sama. Dengan demikian, para ahli berhasil mengidentifikasi adanya sumber langsung virus H7N9 unggas yang menyebabkan infeksi pada manusia.

Suatu kesimpulan yang menguatkan bahwa adalah penting mengambil tindakan untuk mengendalikan penyebaran virus-virus H7N9 pada manusia dan unggas untuk mencegah ancaman lebih lanjut terhadap kesehatan manusia.

H5N1, H7N7, dan H1N1

Pendahulu dari virus-virus influenza yang mampu menyerang manusia adalah virus H5N1 yang sejak 2003 sampai saat ini masih endemik di populasi unggas di sebagian besar wilayah Asia. Dunia harus bersyukur virus ini belum beradaptasi ke manusia, dan penularan manusia ke manusia masih sangat terbatas.

Kedua, virus H7N7 yang dilaporkan di Belanda pada 2003 dengan sejumlah kecil kasus infeksi pada manusia dan kebanyakan gejalanya sangat ringan.

Ketiga, virus H1N1 yang muncul pada 2009 kemudian berhasil beradaptasi ke manusia dan menyebabkan pandemi.

Dari ketiga peristiwa itu, sejumlah pertanyaan bisa diajukan terkait kemunculan virus H7N9 saat ini. Apakah kemudian terbukti virus ini mampu dikendalikan? Apakah akan mengendap dalam populasi hewan seperti halnya H5N1? Ataukah beradaptasi ke manusia secara stabil dan menyebabkan pandemi seperti virus H1N1?

Seperti yang kita lihat pada peristiwa H5N1 dan H7N7 sebelumnya, kedua virus masih pada tahap awal sekali menuju proses adaptasi ke manusia secara utuh. Apabila waktu lalu dunia bereaksi berlebihan terhadap kemunculan H1N1, sekarang kita tidak perlu mengulang kesalahan dengan justru kurang bereaksi terhadap H7N9.

Harapan para ahli adalah H7N9 akan tetap menjadi virus hewan dari fakta yang ditunjukkan bahwa virus tersebut telah bersirkulasi paling tidak selama dua bulan ini tanpa adaptasi secara stabil ke manusia. Satu hal yang bisa menjadi indikasi bahwa hambatan lompatan spesies masih terlalu besar untuk memungkinkan terjadinya penularan antarmanusia.

Tri Satya Putri Naipospos Pengamat Epidemiologi Penyakit, Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com