Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gurihnya Bisnis Pengelolaan Perumahan

Kompas.com - 30/04/2013, 13:57 WIB

Jakarta, KOMPAS.com - Kehadiran estate management (pengelola perumahan) memang sangat dibutuhkan. Merekalah yang membuat sebuah kompleks perumahan menjadi aman, nyaman, bersih dan laik untuk ditempati. Namun, tak banyak pengembang memiliki konsentrasi membentuk sebuah divisi atau anak perusahaan khusus untuk mengelola perumahan yang mereka kembangkan.

Padahal estate management dianggap sebagai salah satu yang memengaruhi nilai jual lahan dan properti sebuah perumahan. Sebuah perumahan akan makin melesat nilainya jika dikelola dengan baik dan profesional. Selain itu, peluang bisnisnya terbuka lebar, di Jadebotabek saja ada ratusan kompleks perumahan yang baru dikembangkan. Dari sejumlah itu, hanya sedikit yang dikelola profesional oleh pengembang.

Summarecon Agung contohnya. Perusahaan dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 16,951 triliun ini sampai membentuk anak usaha khusus, yakni PT Serpong Tatanan Kota yang mengelola perumahan Summarecon Serpong dan PT Eskage (Summarecon Kelapa Gading) untuk Summarecon Kelapa Gading. 

Menurut Direktur Utama Summarecon Agung Johannes Mardjuki, keduanya bertanggung jawab atas kebersihan lingkungan, keamanan, kenyamanan, keindahan taman, dan fasilitas sentra komunitas semacam club house dan sport club.

"Kelaikan utilitas seperti Penerang Jalan Umum (PJU) di lingkungan perumahan juga merupakan tanggung jawab mereka. Jadi perusahaan ini dibentuk dan dijalankan dengan profesional. Termasuk di dalamnya keharusan untuk membuat laporan keuangan setiap bulan," jelas Mardjuki kepada KOMPAS.com di Jakarta, Selasa (30/4/2013).

Hal yang sama dilakukan Intiland Development atas Graha Famili di Surabaya. Kendati belum menjadi anak usaha, mereka telah memiliki divisi khusus pengelolaan lingkungan. Menurut Direktur Marketing Intiland Development Harto Laksono, divisi tersebut menetapkan tarif Iuran Pengelolaan Lingkungan (IPL) sebesar Rp 1.200 per meter persegi luas tanah. "Semakin luas tanah yang dimiliki akan semakin besar IPL-nya. Karena IPL ini berlaku progresif. Dalam sebulan biasanya terkumpul IPL yang melebihi biaya operasional yang dibutuhkan. Selisih ini dikembalikan kepada penghuni," ujar Laksono.

Mari kita hitung, jika dalam satu klaster terdapat 200 unit rumah yang memiliki luas lahan rata-rata 300 m2, maka dalam satu bulan terkumpul IPL Rp 72 juta atau Rp 864 juta dalam setahun. Itu baru satu klaster, bagaimana jika dikalkulasi sepuluh klaster? terkumpul Rp 8,64 miliar.

Angka-angka tersebutlah yang menstimuli munculnya nama-nama PT Estate Management (lokal) dan International Leisure Consultants (asing). Nama pertama mengelola beberapa perumahan di Surabaya. Sedangkan International Leisure Consultants (ILC) dikenal sebagai pengelola rumah mewah dan properti tapak komersial macam vila dan resort. Baru-baru ini mereka bahkan ditunjuk mengelola Camden House, sebuah perumahan mewah eksklusif di Kedoya, Jakarta Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com