Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituduh Dukung Rezim Suriah, Pengusaha Australia Dianiaya

Kompas.com - 30/04/2013, 08:33 WIB
L Sastra Wijaya

Penulis

SYDNEY, KOMPAS.com — Pertarungan politik di Suriah ternyata juga berdampak sampai ke Sydney, Australia. Beberapa bisnis milik warga Syiah asal Suriah di sana diteror oleh kelompok Sunni karena warga Syiah ini dianggap mendukung rezim Presiden Bashar al Assad.

Seorang pemilik kafe minuman Juicylicious di kawasan Bankstown, Ali Issawi, diperas, diancam, dipukuli, dan akhirnya harus menjual bisnisnya dengan harga murah. Menurut laporan smh.com.au, Selasa (30/4/2013), tahun lalu di Facebook muncul ancaman boikot terhadap serangkaian bisnis milik warga asal Suriah di Sydney yang beraliran Syiah yang dianggap mendukung rezim Al Assad.

Menurut pengadilan, kelompok yang membuat daftar itu adalah mereka yang berasal dari sebuah toko buku Islam Al Risalah juga di kawasan Bankstown.

Ali Issawi menghabiskan modal sekitar 80.000 dollar (sekitar Rp 800 juta) untuk membuka Juicylicious bulan Februari tahun lalu. Namun, sebulan setelah dibuka, dia menemukan kafe miliknya dan sejumlah bisnis lain masuk dalam daftar yang diboikot.

Wisam Haddad, pemilik Al Risalah, mendatangi kafenya di satu hari dan mengatakan kepada Issawi, "Bila kami menemukan siapa saja di daerah ini yang mendukung Bashar al Asssad, kami akan menghancurkan mereka."

Issawi juga diancam oleh seorang pria lainnya, Jalal Mariam, untuk menyerahkan bisnisnya guna menghindari penembakan dan pembakaran. "Kamu tidak akan bertahan lama di sini," kata Mariam kepada Issawi.

Haddad juga mendesak Issawi untuk menyumbang dana bagi Suriah lewat toko bukunya guna membuktikan dia bukan pendukung Assad. Karena Issawi tidak melakukannya, tindak kekerasan kemudian terjadi. Seorang pria tidak dikenal keluar dari toko buku Al Risalah, mengeluarkan sebuah pistol, dan mengarahkan pistol ke kepala Issawi sebelum kembali masuk ke dalam toko. Tiga jam kemudian, Ahmed Elomar menyerang Issawi dan tiga temannya.

Di saat Elomar berdiri di depan kafe tersebut dia berteriak "mengapa kamu melihat seperti itu?" Dua puluh pria kemudian datang dari toko buku Al Risalah. Elomar mencekik leher Issawi dan mengatakan, "Anda pemilik kafe ini? Kami akan membakarnya."

Yang lainnya mengatakan, "Kami akan membantai kalian, satu per satu." Keesokan harinya, Elomar melempar mercon ke dalam kafe tersebut.

Menurut pengadilan, Elomar sudah dinyatakan bersalah melakukan penyerangan dan dihukum satu tahun penjara. Issawi yang begitu takutnya akan peristiwa tersebut akhirnya menjual bisnisnya dengan harga 10.000 dollar sehingga mengalami kerugian 70.000 dollar.

Sekarang, tiga orang didakwa melakukan pemerasan, Jalal Mariam, Ahmed Hawchar, dan Abdul Hawchar.

Menurut laporan koresponden Kompas di Australia, L. Sastra Wijaya, ini adalah satu dari beberapa insiden yang berasal dari konflik di Suriah.

Sebuah kedai penjual ayam panggang yang dimiliki oleh warga Syiah dibakar sebelum dibuka tahun lalu. Bulan Februari 2012, Ali Ibrahim ditembak dengan dugaan karena dia mendukung rezim Assad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com