Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PTDI Mulai Buat Pesawat Tanpa Awak

Kompas.com - 29/04/2013, 20:52 WIB
Yuni Ikawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pesawat Udara Nir Awak atau PUNA hasil rancangan tim perekayasa Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPPT), tahun ini mulai diproduksi PT Dirgantara Indonesia.

Pada tahap awal PUNA BPPT01A-200-PA7 yang dinamai Wulung, akan dibuat sebanyak 3 unit untuk memenuhi perminataan Kementerian Pertahanan.

Rencana pembuatan PUNA dilaksanakan berdasarkan kesepakatan kerjasama yang ditandatangani Kepala BPPT, Marzan A Iskandar; Direktur Teknologi dan Produksi PT LEN Industri, Darman Mapangana; dan Direktur Teknologi dan Pengembangan Rekayasa PTDI, Andi Alisjahbana, di Jakarta, Senin (29/4/2013).

 

Kepala Program PUNA BPPT, Joko Purnomo, menjelaskan, desain dan rancang bangun pesawat tanpa awak tersebut telah dilaksanakan BPPT sejak tahun 2004. Untuk pengembangan selanjutnya, tiga tahun terakhir dibentuk Konsorsium dengan melibatkan Balitbang Kementerian Pertahanan. Untuk pengembangan prototipe Kementerian Pertahanan mengalokasikan dana Rp 15 miliar.

 

"Tahun ini mulai memasuki tahapan produksi. Tahap awal akan dibuat tiga pesawat nir awak dengan alokasi anggaran Rp 29 miilar. Dalam jangka panjang, dalam rangka kerjasama tersebut akan dibuat PUNA untuk satu skuadron atau hingga 24 unit," papar Djoko.

Pesawat tanpa awak yang dibuat memiliki spesifikasi, antara lain bertipe sayap tinggi dan ekor beprofil T serta memiliki bentang sayap 6,34 meter. Dilengkapi dengan mesin bensin dua taks, pesawat mampu menjelajah hingga 200 kilometer.

 

Wahana tanpa awak ini, tambah Erzi Agson Gani, Deputi Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa BPPT, dapat dikembangkan pemanfaatannya untuk pengawasan transportasi, search and resque, penelitian atmosfer, pemantauan kebencanaan, kargo operasi hujan buatan, pengelolaan pertanian dan perkebunan, penyebaran benih dan pengamatan vegetasi daerah kritis.

Selain itu untuk pengawasan dari udara, juga terkait dengan pelanggaran lintas batas, dan praktek ilegal berupa pencurian ikan dan kayu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Nasional
Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Nasional
Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com