Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendaki dan Pemandu Berkelahi di Gunung Everest

Kompas.com - 29/04/2013, 10:46 WIB

KATHMANDU, KOMPAS.com — Kepolisian Nepal saat ini tengah menyelidiki laporan perkelahian antara tiga orang pendaki gunung asal Eropa dan 17 orang sherpa asal Nepal di Gunung Everest.

Akibat perkelahian itu, dua pendaki terluka ringan, sedangkan pendaki ketiga dilaporkan menderita luka yang cukup parah.

Salah satu pendaki diduga kuat berkewarganegaraan Swiss. Orang ini sudah kembali ke Kathmandu dan tengah bersiap untuk pulang ke negaranya.

Sementara itu, sejumlah laporan yang belum dapat dikonfirmasi menyatakan, dua pendaki lain adalah warga Italia dan Inggris. Keduanya sudah kembali ke base camp, tetapi masih berupaya menaklukkan gunung dengan ketinggian 8.848 meter itu.

Di jalur pendakian Everest terdapat sejumlah perhentian antara base camp sisi selatan Everest—yang termasuk wilayah Nepal—dan puncak gunung.

Perkelahian dilaporkan terjadi di base kedua yang terletak di ketinggian 7.500 meter dan base ketiga di ketinggian 8.300 meter.

"Kami mendapat kabar klien kami (para pendaki) dan para sherpa pemandu berkelahi dalam perjalanan menuju base camp ketiga," kata Anish Gupta, dari Cho-Oyu Trekking, perusahaan berbasis di Kathmandu yang mengadakan ekspedisi ini.

"Kami belum mendapatkan rincian peristiwa itu, tetapi klien kami sudah turun dari gunung saat ini," tambah Gupta.

Sementara itu, petugas polisi di Distrik Solukhumbu, Sitaram Karki, mengatakan, kasus perkelahian ini tengah ditangani kepolisian.

"Diduga terjadi salah paham dalam pendakian itu. Kami tengah mengirim tim untuk melakukan penyelidikan," kata Karki.

Sejumlah laporan mengatakan, pendaki menjadi korban dalam sebuah serangan yang belum diketahui sebabnya. Sementara para sherpa mengklaim, mereka tak bisa menahan emosi akibat perlakuan para pendaki terhadap mereka.

Setiap tahun lebih dari 3.000 orang mendaki Gunung Everest, yang terletak di perbatasan Nepal dan China, sejak pertama kali ditaklukkan Sir Edmund Hillary dan Tenzing Norgay pada 1953.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com