Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilik Gedung Ditangkap

Kompas.com - 29/04/2013, 02:55 WIB

Savar, Minggu - Pemilik gedung Rana Plaza, gedung berlantai delapan yang runtuh pekan lalu di Savar, Banglades, ditangkap pasukan komando Banglades, Minggu (28/4), di perbatasan dengan India.

Mohammed Sohel Rana ditangkap oleh Batalyon Aksi Cepat di Benapole, kota perbatasan di Banglades barat, saat dia akan melintas ke Negara Bagian Bengal Barat, India. Kepala Polisi Dhaka Habibur Rahman mengatakan, Rana dibawa dengan helikopter ke ibu kota untuk menghadapi dakwaan kelalaian yang menyebabkan orang lain tewas.

Penangkapan itu mengakhiri perburuan selama empat hari setelah Rana Plaza runtuh dan mengubur ribuan orang, sebagian besar pekerja pabrik garmen yang berlokasi di gedung itu.

Tertangkapnya Rana diumumkan lewat pengeras suara di Savar, disambut sorakan dan tepuk tangan pekerja serta kerabat korban yang berkumpul di lokasi kejadian. Mereka berteriak menuntut hukuman berat bagi Rana di tengah menipisnya harapan untuk menemukan korban yang masih hidup.

Sedikitnya 377 orang ditemukan tewas dalam insiden itu, dan jumlahnya dipastikan terus bertambah. Petugas penyelamat kemarin menemukan sembilan orang yang masih hidup di dalam reruntuhan gedung.

Koordinator operasi penyelamatan, Mayor Jenderal Chowdhury Hasan Suhrawardy, mengatakan, mereka mencoba menyelamatkan kesembilan orang itu dengan cara manual. Petugas akan menggeser bongkahan beton dengan bantuan peralatan ringan, seperti beliung dan sekop.

”Namun, jika gagal, kami akan memulai fase berikut kami dalam beberapa jam,” ujarnya. Tim penyelamat akan menggunakan peralatan berat, seperti derek dan pemotong hidraulis, untuk membuat sebuah lubang dari atas gedung yang runtuh itu.

Menurut Suhrawardy, mereka menggunakan alat berat untuk mengeluarkan sebanyak mungkin korban, baik yang masih hidup maupun yang tewas. ”Dalam tahap ini, kami tidak punya pilihan lain selain menggunakan alat berat. Kami akan mulai dalam beberapa jam. Operasi manual dan penggunaan peralatan ringan tidak cukup,” katanya.

Sekitar 2.500 orang telah diselamatkan dari reruntuhan gedung, yang terletak di distrik komersial sekitar 30 kilometer dari Dhaka. Sedikitnya 3.200 orang bekerja di sejumlah pabrik garmen di gedung itu. Namun, tak diketahui berapa orang yang sedang bekerja saat gedung itu runtuh, Rabu pagi.

Politik dan bisnis

Ketika retak-retak di dinding gedung diketahui, Selasa siang, para pekerja yang ketakutan keluar dan berkumpul di depan gedung. Polisi memerintahkan gedung itu ditutup hingga pemeriksaan selesai. Namun Rana, si pemilik gedung, mengatakan hanya ada kerusakan kecil dan meminta buruh kembali bekerja.

Esok paginya, sebuah bank dan beberapa toko di lantai dasar menutup usaha mereka. Akan tetapi, pabrik-pabrik garmen itu tetap beroperasi. Tak sampai satu jam setelah regu kerja pagi mulai bekerja, gedung itu runtuh.

Pada Sabtu, polisi menahan enam orang, termasuk 3 pemilik pabrik, istri Rana, dan 2 insinyur yang memberi persetujuan atas desain gedung. Diketahui, tiga lantai teratas gedung itu ditambahkan secara ilegal.

Namun, Rana keburu pergi. Dia meninggalkan kantornya sebelum runtuh dan akhirnya ditangkap hari Minggu.

Pria berusia awal 30-an tahun itu selama beberapa tahun terakhir beredar di pertemuan partai politik dan industri garmen yang mendorong perekonomian negara itu. Sebagai putra pengusaha dengan koneksi politik, Rana muncul sebagai tokoh yang cukup ditakuti di tingkat lokal.

Meski saat ini memimpin kelompok pemuda Liga Awami yang berkuasa, Rana juga bekerja bagi pesaing partai itu, Partai Nasional Banglades. Dia dikenal kerap menggalang massa untuk berdemonstrasi mendukung kandidat tertentu.(AP/Reuters/AFP/DI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com