Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
PERBANKAN

Bank Khusus Diimpit Bank Asing

Kompas.com - 26/04/2013, 02:53 WIB

Jakarta, Kompas - Pertumbuhan bank khusus semakin terdesak karena semakin menjamurnya bank asing di Indonesia. Padahal, peluang bank khusus untuk berkembang cukup besar mengingat kian meningkatnya perekonomian Indonesia.

Hal itu terungkap dalam seminar nasional bertajuk ”Peluang dan Tantangan Bank Khusus di Tengah Dominasi Asing” di Jakarta, Kamis (25/4). Menurut Direktur Eksekutif Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan Bank Indonesia Mulya Siregar, munculnya bank asing di Indonesia di satu sisi menguntungkan kendati harus diwaspadai karena bisa mendesak pertumbuhan bank khusus.

Bank khusus adalah bank yang melaksanakan fungsi sebagian kegiatan usaha secara khusus berdasarkan pada pilihan sistem, bidang usaha, sektor ekonomi, wilayah, dan tujuan tertentu dengan pertimbangan kecukupan modal.

Menurut Mulya, munculnya bank asing berdampak positif karena menularkan teknologi, inovasi dalam perbankan. ”Tetapi, negatifnya, jika induk bank asing yang ada di luar negeri bermasalah, cabang di Indonesia bisa ikut terpengaruh,” ujarnya.

Data yang dipaparkan Mulya, di Indonesia total kredit bank asing mencapai 33 persen dan bank lokal 67 persen. Total aset bank asing mencapai 37 persen dan bank lokal 63 persen. Total dana pihak ketiga bank asing mencapai 36 persen dan bank lokal 64 persen, sedangkan modal inti bank asing 42 persen dan bank lokal 58 persen.

Ketua Umum Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional Sigit Pramono mengatakan, struktur perbankan Indonesia saat ini terdiri atas bank khusus, seperti BPR, BPD, dan BTN. ”Sayangnya, peraturan perbankan lebih memberikan peluang besar kepada bank umum. Tak mendukung pendirian bank khusus,” katanya.

Direktur Utama Bank UMKM Jatim Soeroso mengatakan, keberadaan bank khusus diperlukan guna mengembangkan suatu sektor atau segmen tertentu. Saat ini bank khusus memiliki peluang besar berkembang. ”Saat ini hanya 30 persen UMKM yang dapat mengakses bank. Padahal, UMKM sedang bertumbuh pesat dan cenderung lebih tahan uji terhadap gejolak ekonomi,” katanya. (K10)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com