Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rencana Peledakan Times Square Gagal gara-gara Kehabisan Bensin

Kompas.com - 26/04/2013, 02:07 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com — Tsarnaev bersaudara disebut berencana membawa peledak ke New York dan meledakkannya di Times Square, saat terlibat baku tembak yang menewaskan Tamerlan Tsarnaev, Kamis (18/4/2013) malam waktu setempat. Namun, saat Dzhokhar ditemukan sehari kemudian di sebuah perahu di Watertown, Boston, Massachusetts, tak ditemukan bahan peledak bersamanya.

"Tadi malam kami diberitahu oleh FBI bahwa tersangka yang masih hidup (Dzhokhar Tsarnaev) mengungkapkan bahwa New York City adalah target berikutnya dalam daftar mereka," kata Wali Kota New York, Michael Bloomberg, dalam jumpa pers di Balaikota New York, Kamis (25/4/2013) siang waktu setempat. Komisaris Polisi New York, Raymond Kelly, dalam kesempatan yang sama mengatakan, berdasarkan pengakuan Dzhokhar, rencana peledakan di New York adalah keputusan spontan.

Rencana kedua bersaudara itu berantakan, ujar Kelly, ketika mobil SUV yang mereka bajak beserta sopirnya kehabisan bensin masih di wilayah Boston. Ketika sopir diminta membawa mobil ke pompa bensin, sopir tersebut dapat melarikan diri. Dari kejadian inilah polisi dapat melacak keberadaan kedua bersaudara, kemudian terlibat baku tembak yang menewaskan Tamerlan dan melukai Dzhokhar.

Kelly mengatakan, kedua bersaudara itu memiliki bom "panci" dan lima bom pipa yang akan dibawa ke New York pada malam itu. Jenis bom tersebut adalah peledak yang sama yang ditemukan di lokasi Maraton Boston. Namun, kepolisian New York mengatakan belum ada bukti bahwa kota ini ada dalam daftar serangan teroris.

Tak ada senjata

Dikutip dari CNN, ketika akhirnya Dzhokhar Tsarnaev ditemukan dalam keadaan terluka di sebuah perahu yang tertambat di halaman belakang rumah di Watertown, tidak ditemukan senjata bersamanya. Beberapa sumber CNN dari lembaga penegak hukum yang berbeda mengonfirmasi hal ini.

Sebelumnya, kakak-beradik itu dituduh menembak dan menewaskan petugas keamanan kampus Massachusetts Institute of Technology yang sedang berpatroli. Penembakan ini sebelumnya disebut sebagai awal dari baku tembak yang akhirnya menewaskan Tamerlan.

Ledakan di Maraton Boston tak hanya menghentikan ajang tahunan itu, tetapi juga sekaligus mengubah hari penuh keriangan menjadi tragedi yang menewaskan tiga orang dan melukai ratusan orang. Dzhokhar yang terluka parah dalam baku tembak dengan kepolisian, kini menjalani perawatan sekaligus menghadapi pemeriksaan awal di Rumah Sakit Beth Deacones Israel di Boston.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com