Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investigasi Dugaan Pengaturan Skor Persibo Masih Gelap

Kompas.com - 24/04/2013, 18:36 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Disiplin PSSI, Hinca Panjaitan, mengaku hingga saat ini pihaknya memang belum melakukan sidang lanjutan terkait kasus dugaan pengaturan skor pada ajang AFC Cup 2013 antara Persibo Bojonegoro dan Sunray JC, Selasa (9/4/2013). Salah satu alasannya karena Komdis tidak ingin menggangu konsentrasi Persibo yang saat ini masih mengikuti turnamen tersebut.

"Para pemain dan ofisial Persibo sampai hari ini memang belum dipanggil Komdis untuk menjalani sidang lanjutan karena mereka sedang bertanding di AFC Cup. Tetapi, yang pasti kita akan tetap melakukan investigasi lanjutan terhadap kasus ini," ujar Hinca di Kantor PSSI, Jakarta, Rabu (24/4/2013).

Meski begitu, Hinca tetap menegaskan Komdis akan tetap mengusut tuntas dugaan pengaturan skor tersebut. Menurutnya, Komdis akan segera menjadwalkan sidang ulang dan memanggil Persibo, setelah melaksanakan laga terakhir kontra New Radiant pekan depan.

"Komdis sendiri masih belum bisa memastikan kapan proses investigasi terhadap Persibo akan selesai karena kasus seperti ini memiliki tingkat kesulitan yang berbeda, karena kita juga harus menelusuri fakta-fakta yang ada di luar Indonesia (ke negara yang dikunjungi Persibo)," kata Hinca.

Dugaan pengaturan skor bermula ketika pertandingan tersebut dihentikan pada menit ke-65 dalam keadaan Persibo tertinggal 0-8, karena hanya memiliki enam pemain yang bisa melanjutkan pertandingan. Persibo sendiri hanya membawa 12 pemain pada pertandingan tersebut. Satu pemain cadangan itu, yaitu Didik Bagus Triyono, dimasukkan pada menit ke-40 menggantikan Totok Wahyu Setiawan.

Juru bicara Save Our Soccer (SOS), Apung Widadi, menilai Persibo memang terindikasi kuat melakukan praktik pengaturan skor pada pertandingan tersebut. Bahkan, menurutnya, saat melawan New Radiant pada Selasa (12/3/2013), skuad Laskar Angling Darma juga terlibat suap. Menurut Apung, suap untuk pemain Persibo berkisar Rp 50 juta. Ia menilai, masalah finansial klub kadang menjadi alasan pemain dan manajemen untuk menjual pertandingan demi menyambung hidup. "Tapi, hal ini tidak bisa di-tolerir lagi," kata Apung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com