BOSTON, KOMPAS.com — Peran Amerika Serikat dalam perang Irak dan Afganistan disebut sebagai motif pelaku peledakan di Maraton Boston pekan lalu. Fakta ini merupakan hasil pemeriksaan awal terhadap tersangka Dzhokhar Tsarnaev, yang dilakukan di Rumah Sakit Beth Israel, Boston, Massachusetts, Amerika Serikat, Selasa (23/4/2013) waktu setempat.
Dikutip dari CNN, keterangan itu disampaikan seorang pejabat Amerika Serikat yang turut dalam pemeriksaan Dzhokhar. Meski sangat terbatas akibat luka tembak yang salah satunya memutus pita suaranya, Dzhokhar mulai bisa berkomunikasi dengan para penyidik. Otoritas setempat pun menggarisbawahi bahwa ini masih tahap pemeriksaan awal, dan akun-akun elektronik Dzhokhar masih harus diperiksa lebih lanjut untuk memastikan adanya kontak dengan jejaring kelompok radikal.
Kepada para penyidik, Dzhokar mengatakan, dia dan kakaknya, Tamerlan Tsarnaev, meradikalisasi diri berdasarkan "pengetahuan" dari internet. Merujuk pengakuan Dzhokhar pula, penyidik tengah menelusuri benar atau tidaknya ada majalah online berbahasa Inggris Inspire yang disebut merupakan terbitan Al Qaeda. Dzhokhar mengaku belajar merakit peledak dari salah satu artikel majalah itu.
Dzhokhar dan kakaknya, Tamerlan yang tewas dalam baku tembak, Kamis (18/4/2013), dituduh sebagai pelaku peledakan di Maraton Boston, Senin (15/4/2013) siang waktu setempat. Akibat ledakan tersebut, tiga orang tewas dan lebih dari 170 orang terluka.
Lokasi ledakan mulai dibuka
Otoritas keamanan Amerika Serikat mulai mengizinkan warga dan pemilik usaha kembali beraktivitas di area sekitar lokasi ledakan Boston, Selasa (23/4/2013). Pembukaan kembali area ini untuk aktivitas publik menandai mulai pulihnya kota metropolitan terbesar kelima di Amerika Serikat ini.
Salah satu pebisnis yang kembali beraktivitas adalah Ed Borash, yang bersama putranya turut cedera dalam insiden pekan lalu. "Kami menjalani waktu yang sulit," kata dia, sembari menyebut insiden pekan lalu dan kembalinya dia beraktivitas adalah hal yang sangat emosional.
Sementara Helena Collins, pebisnis setempat, berpendapat harus segera pulihnya aktivitas Boston bukan hanya semata alasan ekonomi. "Bagi kami dan bisnis kami, itu benar-benar tentang bagaimana kami bisa kembali ke Boston, bagaimana kami bersatu, bagaimana kami membantu mereka yang luka parah, yang akan memiliki perjuangan seumur hidup," katanya.
Pemakaman korban
Sementara pemakaman Martin Richard (8) sudah dilakukan, Selasa (23/4/2013). Meski pemakaman digelar sebagai acara keluarga, penghormatan publik juga direncanakan. "Curahan cinta dan dukungan sepekan ini luar biasa," kata Denise dan Bill Richard dalam pernyataannya
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.