Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setengah Kota Hancur, 187 Orang Tewas di Nigeria Timur

Kompas.com - 23/04/2013, 04:48 WIB

KANO, KOMPAS.com — Pertempuran sengit antara pasukan Nigeria dan gerilyawan menewaskan 187 orang, termasuk warga sipil. Palang Merah Internasional, Senin (22/4/2013), menyatakan, setengah kota hancur akibat ledakan dan kebakaran sesudah pertempuran tersebut.

Pertempuran tentara pemerintah dan milisi bersenjata yang dimulai Jumat (19/4/2013) di Baga ini, menurut Palang Merah Internasional, juga meninggalkan 77 orang terluka. Mereka menyatakan, data ini menandai peristiwa tunggal paling mematikan dalam catatan konflik bersenjata di Nigeria dengan milisi Boko Haram, yang dituding memicu beragam konflik bersenjata sejak 2009.

"Sejauh ini 187 orang mati telah dikuburkan, sekurangnya 77 orang berada di rumah sakit," kata Juru Bicara Palang Merah Nwakpa O Nwakpa kepada AFP. Dia mengatakan, akibat pertempuran ini, 300 kota di kota nelayan di tepi Danau Chad tersebut dibakar. Petugas penyelamat yang tak mau disebutkan namanya mengatakan, sekitar 40 persen kota sudah habis dilalap api

Sekjen PBB Ban Ki-moon menyatakan keterkejutannya melihat data dampak konflik di Baga ini, seperti disampaikan Juru Bicara PBB Martin Nesirky. Ban menyerukan kepada semua pihak yang berseteru di Nigeria untuk menghentikan pertempuran.

Di Washington, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Patrick Ventrell mengatakan, Amerika mengutuk bentrokan tersebut, "Yang merenggut nyawa begitu banyak warga sipil tak berdosa di Baga, Borno." Dia menegaskan, warga sipil harus dilindungi, hak asasi manusia harus dihormati, dan setiap tindakan ekstremis butuh lebih dari sekadar respons keamanan.

Warga setempat menyatakan, milisi menggunakan peluncur roket dalam pertempuran ini. Namun, banyaknya korban tewas juga dituding sebagai perbuatan tentara pemerintah. Nigeria terus mendapat kecaman dari kelompok hak asasi manusia, baik lokal maupun internasional, atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia secara besar-besaran oleh militer negara itu dalam rangka membasmi milisi Boko Haram.

Juru bicara Palang Merah mengatakan kepada AFP bahwa organisasinya telah meminta izin dari pihak militer untuk masuk kota konflik itu dan memberikan perawatan terhadap para korban. "Itu belum diberikan," katanya.

Sementara juru bicara militer Nigeria, Letkol Sagir Musa, membantah besarnya jumlah korban yang jatuh. "Tak masuk akal mengatakan 185 orang tewas," tepis dia kepada AFP. Dia menyatakan, pasukannya mempunyai sejarah menekan jumlah korban, meski dalam konflik bersenjata membasmi Boko Haram.

Baga berjarak sekitar 150 kilometer dari Maiduguri, ibu kota negara bagian Borno, di sisi timur Nigeria. Kawasan ini termasuk daerah miskin, dengan gelombang kekerasan yang berkelanjutan.

Petugas penyelamat yang menolak disebutkan namanya mengatakan kepada AFP bahwa masih banyak penduduk kota yang belum dapat ditemukan. Meskipun ada dugaan mereka lari menyelamatkan diri keluar area konflik.

Sejak meletus konflik bersaudara pada 2009, sekurangnya 3.000 orang diperkirakan telah tewas. Sebelum tragedi di Baka, kejadian serupa terjadi di kota Kano, Januari 2013, yang menewaskan 185 orang.

Presiden Nigeria, Goodluck Jonathan, pekan lalu membentuk sebuah panel untuk mengakhiri kekerasan di negaranya. Salah satu opsi yang dibahas intensif adalah langkah memberikan amnesti bagi anggota Boko Haram. Belum diketahui apakah kelompok milisi itu membuka diri pada tawaran amnesti tersebut.

Aktivis hak asasi manusia Shenu Sani yang menolak bergabung ke panel amnesti menyatakan, tragedi Baga merupakan bukti lain kegagalan strategi Nigeria menghadapi kelompok milisi itu. "Kita tidak bisa perang melawan terorisme ketika kita benar-benar melanggar semua prinsip-prinsip hak asasi manusia dan hukum negara kami," katanya kepada AFP.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com