Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penuntut Siapkan Dakwaan atas Dzhokhar

Kompas.com - 23/04/2013, 02:28 WIB

boston, minggu - Penuntut federal Amerika Serikat menyiapkan dakwaan terhadap tersangka pengebom Maraton Boston, Dzhokhar Tsarnaev (19). Jika didakwa menggunakan senjata pemusnah massal untuk membunuh, Dzhokhar bisa menghadapi hukuman mati.

Sejumlah media Amerika Serikat (AS), Minggu (21/4), mengutip sumber tanpa nama, menyebutkan, pemuda berwajah bayi keturunan etnis Chechen itu menjawab pertanyaan penyidik secara tertulis. Luka parah di lehernya membuatnya tak bisa berbicara. Pertanyaan yang diajukan termasuk kemungkinan adanya anggota lain dalam jaringan teroris dan bom lain yang sudah disiapkan. Namun, informasi ini dibantah kepolisian dan Biro Investigasi Federal AS (FBI).

Sebelumnya, Wali Kota Boston Tom Menino mengatakan, pihaknya belum mendapat kepastian apakah bisa mengajukan pernyataan kepada Dzhokhar.

Dzhokhar dan kakaknya, Tamerlan Tsarnaev (26), menjadi tersangka pengebom Maraton Boston, Senin pekan lalu. Bom kembar yang diledakkan dua bersaudara itu menewaskan tiga orang dan melukai lebih dari 170 orang lainnya. Mereka juga dituduh membunuh seorang polisi kampus di dekat Massachusetts Institute of Technology.

Tamerlan tewas menyusul baku tembak dengan polisi di Watertown, Kamis, sementara Dzhokhar yang sempat menjadi buronan akhirnya menyerah dalam keadaan luka parah di lehernya, Jumat. Saat ini Dzhokhar dirawat di rumah sakit Beth Israel Deaconess di Boston.

Rencanakan serangan lain

Pejabat kepolisian Boston, Ed Davis, mengatakan, dari barang bukti yang ditemukan, di antaranya di dalam mobil yang dibajak Tsarnaev bersaudara, ada kemungkinan mereka merencanakan serangan lanjutan setelah Maraton Boston. Pihak berwajib menemukan sejumlah bom buatan tangan yang belum meledak dan ratusan butir amunisi di lokasi baku tembak di Watertown.

”Kami punya alasan untuk percaya berdasarkan barang bukti, bahan peledak, dan sejumlah bom yang belum meledak, mereka sudah merencanakan serangan lain,” ujar Ed Davis.

Sementara itu, otoritas federal segera akan berbicara dengan Katherine Russell Tsarnaev, istri Tamerlan. Menurut pengacara Katherine, Amato DeLuca, pihaknya menawarkan detail dari pergerakan Tamerlan, sehari setelah bom meledak di garis finis Maraton Boston. ”Tamerlan ada di rumah saat istrinya pergi bekerja pada hari di mana istrinya melihat dia hidup untuk terakhir kali,” ujar DeLuca.

FBI juga terus menelurusi kemungkinan hubungan antara Tamerlan dan kolompok radikal Chechen yang berjuang melawan Rusia di wilayah Chechnya, Rusia bagian selatan. Pada 2011, Tamerlan diketahui mengunjungi Dagestan, daerah Kaukasus utara, wilayah Rusia.

Di Dagestan, ayah Tamerlan, Anzor Tsarnaev, menjelaskan, anaknya memang berkunjung, tetapi untuk bertemu keluarga, tak ada kaitan dengan kelompok militan Islam. (AP/AFP/BBC/joy)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com