Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Bom Boston Berencana Menyerang Lagi

Kompas.com - 22/04/2013, 14:46 WIB

Pelaku bom Boston diperkirakan berencana untuk melakukan serangan lain. Demikian penjelasan komisioner kepolisian Boston. Komisioner Ed Davis kepada CBS News mengatakan bahwa Dzhokhar dan Tamerlan Tsarnaev membawa bom rakitan dan granat yang dilemparkan ke polisi saat mereka terdesak.

Saat berbicara dalam program CBS, Face The Nation, Davis mengatakan, "Kami memiliki alasan untuk meyakini berdasarkan bukti yang ditemukan di lokasi ledakan, senjata peledak yang belum diledakkan, dan senjata lainnya yang mereka miliki bahwa mereka berencana menyerang lagi.''

"Itu adalah keyakinan saya pribadi.''

Dia mengatakan bahwa ada lebih 250 butir amunisi ditemukan di lokasi penggerebekan dan lokasi tersebut "dipenuhi dengan perangkat ledak rakitan yang belum meledak". Perangkat ledak rakitan lainnya ditemukan di sebuah mobil yang dibajak oleh kedua bersaudara tersebut.

Petugas sekarang mencoba untuk menelusuri asal senjata tersebut, kata dia, seraya menambahkan bahwa ini bisa menjadi sebuah ''bagian penting dalam penyelidikan''.

Saat ini, sebuah tim interogasi AS tengah menunggu waktu untuk menginterogasi Dzhokhar Tsarnaev, yang saat ini dalam kondisi luka serius di rumah sakit. Sementara kakak lelakinya tewas saat baku tembak dengan polisi Kamis malam lalu.

Dua perempuan dan seorang bocah lelaki delapan tahun menjadi korban tewas dalam serangan bom yang dilakukan dua bersaudara tersebut. Seorang polisi tewas dan seorang petugas transportasi tertembak di pahanya saat operasi pengejaran berlangsung.

Dokter yang menangani petugas transportasi tersebut, Richard Donohue, mengatakan bahwa dia dalam kondisi stabil meski masih dalam kondisi kritis.

Tak bisa bicara


Dzhokhar Tsarnaev lolos saat baku tembak dengan polisi, tetapi kemudian dia ditangkap, Jumat, saat ditemukan dalam keadaan luka serius dan bersembunyi di sebuah perahu di pinggir kota.

Saat ini, dia dijaga dengan penjagaan bersenjata lengkap di Rumah Sakit Beth Israel Deaconess Memorial, di mana banyak korban ledakan bom juga dirawat. Dia dalam kondisi dibius berat dan bernapas melalui selang dari tenggorokan.

Tim khusus interogasi tersangka teroris saat ini tengah menunggu untuk bertanya kepadanya dengan harapan dia akan memberi sejumlah petunjuk terkait motif serangan dan apakah mereka mendapat bantuan dari luar. Namun, saat ini, dia belum bisa berbicara dan Wali Kota Boston Tom Menino kepada ABC News mengatakan, "Kami tidak tahu apakah dia akan mampu untuk menjawab pertanyaan."

Jaksa belum bisa memastikan dakwaan apa yang mungkin akan dihadapi remaja tersebut.

Dakwaan federal atas penggunaan senjata perusak massal untuk membunuh orang bisa terancam hukuman mati, tetapi tidak ada hukuman mati di negara bagian Massachusetts.

Cuci otak

Dua bom yang diletakkan di dalam panci presto dengan pecahan besi dan gotri yang disembunyikan di dalam tas punggung meledak ditengah-tengah keramaian orang yang berkumpul dekat garis akhir Maraton Boston, Minggu sore. Keajdian tersebut menewaskan tiga orang. Lebih dari 170 orang terluka, 50 di antaranya masih dirawat di rumah sakit dan tiga dalam keadaan kritis.

Tom Menino mengatakan bukti mengindikasikan bahwa pasangan bersaudara ini bertindak sendiri, tetapi sang kakak Tamerlan Tsarnaev, 26, telah ''mencuci otak adiknya'' untuk melakukan serangan.

Gubernur Massachusetts, Deval Patrick, mengatakan potongan video pengawasan menunjukkan Dzhokar Tsarnaev berada di lokasi ledakan pertama. "Terlihat dengan cukup jelas bahwa tersangka ini melepas tas punggungnya, menaruh ke bawah, tidak bereaksi saat ledakan pertama terjadi dan kemudian menjauh dari tas punggung saat ledakan kedua berlangsung,'' katanya kepada NBC News. Patrick menambahkan bahwa dia mendapat penjelasan video dari pejabat keamanan. "Cukup jelas tentang keterlibatannya dan cukup menakutkan, sejujurnya,'' katanya.

Gubernur Patrick mengharapkan Dzhokhar Tsarnaev bisa selamat ''karena kami memiliki jutaan pertanyaan, dan pertanyaan tersebut butuh jawaban.''

Tsarnaev bersaudara berasal dari Checnya yang telah tinggal di Amerika sekitar satu dekade. Salah satu pertanyaan kunci terkait motif serangan adalah enam bulan perjalanan yang dilakukan Tamerlan Tsarnaev ke Dagestan pada tahun 2012.

FBI pernah menginterogasi Tamerlan Tsarnaev pada 2011 setelah ada permintaan dari pemerintah asing. Pejabat penegakan hukum AS telah mengonfirmasi hal ini. Namun, kasus tersebut ditutup setelah tidak ditemukan adanya alasan untuk dikhawatirkan.

Dagestan selama ini dikenal sebagi kawasan pemberontak Islamis, tetapi kelompok militan di kawasan tersebut, Mujahidin Kaukus Emirate Provinsi Dagestan membantah keterkaitan mereka dengan serangan Boston dengan mengatakan mereka tidak bertempur dengan AS, tetapi dengan Rusia dan tidak menyerang warga sipil.

Berita terkait baca di Teror Bom di Boston

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

    Terpopuler

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com