Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hak Tersangka Diperdebatkan

Kompas.com - 22/04/2013, 07:43 WIB

BOSTON, KOMPAS.com - Saat tersangka pengebom Maraton Boston, Dzhokhar Tsarnaev, masih terbaring lemah, hak-hak sipilnya diperdebatkan. Kelompok pembela hak sipil mempertanyakan rencana penyelidik langsung menginterogasi Dzhokhar tanpa terlebih dahulu membacakan hak-haknya.

American Civil Liberties Union (ACLU) mempertanyakan rencana tim interogasi federal yang akan langsung menanyai Dzhokhar. Direktur Eksekutif ACLU Anthony Romero mengatakan, pengecualian hukum, yakni interogasi tanpa pembacaan hak-hak tersangka (Miranda Warning), hanya berlaku ketika tersangka masih potensial mengancam publik.

”Ini bukan kasus yang harus dikecualikan dalam aturan Miranda yang menjamin tersangka tetap bungkam dan berhak didampingi pembela” ujar Romero, Sabtu (20/4), di Boston.

Kantor pembela publik federal juga telah sepakat mewakili tersangka begitu Dzhokhar dikenai tuduhan. Miriam Conrad, pembela publik untuk Massachusetts, mengatakan, dia akan secepatnya menunjuk pengacara karena didorong isu serius akan adanya interogasi.

Dzhokhar ditangkap aparat keamanan Amerika Serikat (AS) pada Jumat malam waktu setempat. Pemuda berusia 19 tahun itu menjadi buronan nomor satu setelah menjadi tersangka pelaku bom Maraton Boston, Senin pekan lalu.

Bersama sang kakak, Tamerlan Tsarnaev (26), Dzhokhar menjadi tersangka utama bom Boston yang menewaskan 3 orang dan melukai lebih dari 170 orang. Dua bersaudara berdarah Chechen—etnis mayoritas Chechnya, Rusia selatan—ini juga dianggap bertanggung jawab atas kematian seorang polisi kampus selepas perampokan gerai 7-Eleven di dekat Massachusetts Institute of Technology, Kamis lalu.

Tamerlan kemudian tewas dalam baku tembak dengan polisi di Watertown, sementara Dzhokhar meloloskan diri sebelum menyerah dalam kondisi luka parah, Jumat malam. Dzhokhar sempat bersembunyi di dalam perahu milik warga Watertown.

Dzhokhar dirawat di rumah sakit (RS) Beth Israel Diaconess, Cambridge. Menurut keterangan penegak hukum AS, Dzhokhar menderita luka parah di bagian leher dan tidak bisa berbicara.

Sebelumnya Gubernur Boston Deval Patrick kepada media mengatakan, dia berharap Dzhokhar selamat. ”Sebab, kami punya sejuta pertanyaan yang harus dia jawab,” ujar Patrick.

Tersiar kabar bahwa sejumlah agen antiterorisme pemerintah sudah bersiap untuk menginterogasi Dzhokhar. Sejumlah penuntut federal juga berada di RS Beth dan mempersiapkan dakwaan.

Media melaporkan, saat ditangkap, Dzhokhar tidak dibacakan hak-haknya. Sebelumnya senator Republiken, John McCain dan Lindsey Graham, mengatakan bahwa Dzhokhar adalah ”musuh bersenjata” yang harus ditangani tanpa pembacaan hak-haknya.

Sementara itu, penegak hukum AS kini fokus pada latar belakang Tsarnaev bersaudara, terutama Tamerlan yang diketahui melakukan perjalanan selama enam bulan di wilayah Rusia, Dagestan, tahun lalu. Biro Investigasi Federal AS (FBI) mengakui, pada 2011, Pemerintah Rusia meminta keterangan mengenai hubungan Tamerlan dengan kelompok militan Chechen. FBI kemudian menginterogasi Tamerlan, tetapi tidak menemukan informasi yang cukup.

Dalam halaman media sosialnya, Tamerlan mengekspresikan simpatinya kepada perjuangan Chechnya, wilayah yang terperangkap perang sejak 1994. Perang itu melibatkan Rusia dengan kelompok separatis Muslim. (AFP/AP/Reuters/joy)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com