ISLAMABAD, MINGGU -
”Jenderal Musharraf diisolasi. Saya tidak diperbolehkan menemuinya. Para staf pribadi pun diberhentikan,” ujar Mohammad Amjad, juru bicara Liga Muslim Seluruh Pakistan (APML), partai Musharraf, Minggu (21/4).
Menurut Amjad, Musharraf harus bertemu pengacaranya untuk membahas banyak hal.
Sehari sebelumnya, pengadilan Pakistan memutuskan menahan Musharraf selama 14 hari. Namun, dia diizinkan menjalani hukuman di rumahnya sendiri sebagai tahanan rumah
Musharraf muncul di pengadilan antiteroris dalam pengawalan ketat. Kelompok penentangnya berunjuk rasa di luar pengadilan dan menyebut siapa pun yang berteman dengan Musharraf sebagai pengkhianat.
Mantan presiden itu sempat menginap semalam dalam tahanan polisi Islamabad sebelum sidang. Dia pergi ke kantor polisi Islamabad setelah sidang dan petang harinya kembali ke rumahnya untuk menjalani hukuman.
Pada Senin (22/4), Mahkamah Agung (MA) Pakistan diagendakan bersidang mendengarkan petisi terhadap Musharraf. Petisi diajukan sejumlah pengacara karena Musharraf dianggap berkhianat dengan mengeluarkan kebijakan darurat saat berkuasa.
Musharraf menerapkan Undang-Undang Darurat untuk menyelamatkan negeri itu dari ancaman pemberontak Taliban. Musharraf juga memerintahkan penangkapan hakim, termasuk Ketua MA Pakistan, serta menangguhkan konstitusi.
Langkah itu dilakukan Musharraf untuk maju kembali mencalonkan diri sebagai presiden pada 2007. Rencana pencalonan Musharraf saat itu memang ditolak MA.
Kebijakan Musharraf dijawab aksi protes besar-besaran dari pengacara di Pakistan. Unjuk rasa itu melemahkan posisi Musharraf, yang belakangan dipaksa mundur.
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.