Maduro tidak pernah menolak audit itu secara terbuka. Hal ini mungkin karena tekanan militer atau kelompok lebih moderat di kubu Partai Sosialis. Adapun Maduro memimpin faksi yang diperkirakan lebih radikal.
Kelompok pendukung Chavez, yang disebut Chavistas, menguasai semua tuas kekuasaan di Venezuela sehingga putusan otoritas pemilu itu dipandang punya izin dari pemerintah.
Capriles, yang menuntut penghitungan ulang setelah dinyatakan kalah dengan margin 1,8 persen, menerima keputusan yang diumumkan oleh Ketua CNE Tibisay Lucena.
Lucena mengatakan, audit yang diperluas itu bukanlah penghitungan ulang. Namun, itu berupa audit semua kotak suara yang tidak diaudit pada hari pemilu dan peninjauan ulang sampel dua pertiga dari suara itu selama 30 hari mendatang.
Capriles mengucapkan selamat kepada para pendukungnya atas ”perjuangan mereka untuk kebenaran”.
”Kami percaya masalahnya ada dalam 12.000 kotak ini, dan kami bisa memperlihatkan
Para pemimpin Amerika Selatan telah menyatakan hadir untuk pelantikan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.