Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ulama Iran: Perempuan Berpakaian Seronok Sebabkan Gempa

Kompas.com - 19/04/2013, 21:54 WIB

TEHERAN, KOMPAS.com — Iran dalam sebulan terakhir telah diguncang gempa yang cukup kuat sebanyak dua kali. Gempa di Iran bukan hal aneh sebab negeri ini termasuk salah satu negara yang paling banyak diguncang gempa.

Namun, seorang ulama senior Iran pernah memiliki analisis sendiri mengapa negeri itu kerap diguncang gempa.

"Banyak perempuan Iran kini kurang baik dalam berbusana yang memicu kesesatan bagi pemuda, merusak kesucian mereka, dan menyebarkan perzinahan di dalam masyarakat. Itu yang membuat guncangan gempa bertambah," kata ulama senior, Hojatoleslam Kazem Sedighi, seperti dikutip sejumlah media Iran.

Perempuan Iran diharuskan menutup seluruh tubuhnya dari ujung rambut hingga ke ujung kaki. Namun, banyak perempuan muda mengabaikan aturan ketat ini dan memilih mengenakan pakaian ketat dan sedikit menarik kerudung mereka sehingga menampilkan lebih banyak rambut.

"Apa yang harus kita lakukan untuk terhindar dari tertimbun reruntuhan? Tak ada solusi lain selain kembali ke nilai-nilai moral kita," kata Sedighi.

Para ahli seismologi memperingatkan bahwa Teheran berpeluang besar diguncang gempa kuat dalam waktu dekat. Sejumlah pakar bahkan mengusulkan agar Iran memindahkan ibu kota ke lokasi yang secara seismik tidak terlalu aktif.

Teheran berdiri di atas sejumlah patahan, termasuk satu patahan yang memiliki panjang lebih dari 120 km, meski Teheran tak pernah diguncang gempa kuat sejak 1830.

Pada 2003, sebuah gempa yang sangat kuat menghancurkan kota Bam dan menewaskan 31.000 orang atau seperempat dari populasi kota itu, dan menghancurkan sebuah benteng tanah liat yang sangat bersejarah.

"Tuhan memerintahkan agar saya mengajak warga melakukan pertobatan massal. Mengapa? Karena kehancuran mengancam kita," tambah Sedighi.

Menteri Kesejahteraan Rakyat Sadeq Mahsooli setuju dengan usul Sadeghi. Menurut dia, pertobatan adalah formula terbaik untuk mencegah gempa.

"Kita tak bisa membuat sistem pencegah gempa. Namun, Tuhan sudah menciptakan sistem lain, yaitu cara menghindari dosa, berdoa, meminta pengampunan, dan berpasrah diri," Sadeq Mahsooli menegaskan.

Sementara itu, media Iran juga menulis bahwa Presiden Mahmoud Ahmadinejad sudah memprediksi dua gempa terakhir dua pekan sebelum bencana itu terjadi.

Saat itu, Ahmadinejad mengatakan tidak bisa memberikan tanggal tepat kapan bencana itu terjadi dan tidak bisa memerintahkan 12 juta penduduk Teheran untuk mengungsi.

"Namun, jika harus memberikan perintah, setidaknya lima juta orang harus meninggalkan kota sehingga Teheran tidak terlalu padat," kata Ahmadinejad.

Catatan tambahan:  Artikel di atas diambil dari sumber situs harian Guardian 19 April 2010 dan tidak terkait dengan dua gempa terakhir yang terjadi di Iran belum lama ini. Demikian penjelasan redaksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com