Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak Dalai Lama, Universitas Sydney Dikecam

Kompas.com - 18/04/2013, 19:01 WIB

CANBERRA, KOMPAS.com — Universitas Sydney, yang termasuk dalam 50 universitas terbaik di dunia, membatalkan kunjungan pemimpin spiritual Tibet Dalai Lama yang awalnya dijadwalkan pada Juni.

Keputusan ini membuat Universitas Sydney dituduh "membungkuk" pada China yang memberikan cap separatis berbahaya untuk pemenang hadiah Nobel tersebut.

Para aktivis Tibet dan sejumlah anggota parlemen Australia mengatakan keputusan universitas itu tak lepas dari kekhawatiran rusaknya hubungan dengan China, termasuk dana untuk pengembangan Institut Confucius.

Sementara itu, seorang aktivis pro-kemerdekaan Tibet di Australia, Kyinzom Dhongdue, menilai Universitas Sydney telah menggadaikan kebebasan akademiknya kepada China.

"Mereka (pengurus universitas) telah menggadaikan kebebasan akademik dan integritasnya, yang sangat menyakitkan hati rakyat Tibet," kata Dhongdue.

"Sebagai sebuah negara demokrasi, kami seharusnya mempromosikan diskusi yang lebih jujur dan terbuka soal situasi terkini di Tibet, bukan melarang kuliah umum yang akan diberikan Dalai Lama," kata Senator Sarah Hanson-Young dari Partai Hijau.

Sementara itu, Perdana Menteri Julia Gillard dihujani kritik tajam karena menolak bertemu dengan Dalai Lama pada 2011. Keputusan Gillard itu tak lebih dari menghindari rusaknya peluang dagang kedua negara yang bernilai 120 miliar dollar AS (sekitar Rp 1.165,75 triliun).

Masalah pelanggaran hak asasi manusia di Tibet masih menjadi isu kontroversial di Australia. Di mata Pemerintah China, Dalai Lama, yang mengasingkan diri ke India sejak China menyerbu Tibet pada 1959, adalah tokoh separatis.

Namun, Dalai Lama mengatakan dirinya hanya memperjuangkan otonomi lebih luas untuk tanah kelahirannya di Pegunungan Himalaya itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com