Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantuan Dilarang Masuk Kaesong

Kompas.com - 18/04/2013, 03:17 WIB

SEOUL, RABU - Korea Utara menghalang-halangi upaya Korea Selatan memasok logistik dan makanan bagi para pekerja Korsel yang sampai saat ini masih tertahan di kawasan industri bersama Kaesong. Pyongyang menutup pintu perbatasan kedua negara dan menolak sembilan utusan 123 perusahaan Korsel yang membawa makanan dan kebutuhan harian lain untuk staf mereka, Rabu (17/4).

Larangan itu dilakukan Pyongyang setelah pernyataan Presiden Korea Selatan (Korsel) Park Geun-hye di depan para duta besar. Menurut Park, sudah saatnya sekarang untuk menghentikan kebiasaan memberi hadiah pada Korea Utara (Korut) atas provokasi yang kerap mereka lakukan.

”Pihak Korut menolak permohonan kami untuk berkunjung (ke Kaesong). Hal itu sangat disesalkan, apalagi mereka menolak upaya kami menyalurkan bantuan kemanusiaan ke sana,” ujar juru bicara Kementerian Unifikasi Korsel, Kim Hyung-seok.

Pasokan yang dibawa delegasi pebisnis Korsel itu antara lain beras, obat-obatan, dan makanan Korea seperti kimchi.

Tertutup

Sejak 3 April, Pyongyang menutup akses menuju kawasan industri yang terletak di wilayah Korut, sekitar 10 kilometer dari perbatasan kedua negara. Korut menutup akses menyusul ketegangan yang terus meningkat di antara kedua Korea. Warga Korsel di Kaesong sebelumnya diberi tahu bahwa mereka boleh meninggalkan kawasan itu.

Akan tetapi, hingga Rabu, pada kenyataannya sedikitnya 200 warga Korsel masih tertahan di Kaesong.

Pemerintah Korut secara resmi telah menarik 53.000 pekerjanya. Mereka menghentikan seluruh operasi di kawasan itu sejak 8 April. Terdapat 123 perusahaan Korsel yang mendirikan pabriknya di kawasan industri itu.

”Masalah kemanusiaan semakin mengkhawatirkan hari demi hari,” tutur Kim.

Warga Korsel yang masih tertahan di Kaesong memang belum kelaparan. Namun, stok bahan makanan terus menipis.

Pada Rabu, tiga mobil terlihat meninggalkan kawasan Kaesong. Ketiga mobil itu penuh dengan berbagai barang, yang diikat di bagian atap. Menurut Oh Heung-gi (50), penumpang mobil yang bekerja di perusahaan pakaian, situasi di Kaesong semakin sulit. ”Namun, orang-orang saling tolong dan berbagi makanan yang semakin menipis,” ujarnya seperti dikutip kantor berita Korsel, Yonhap.

Helikopter

Saat situasi memanas, Pemerintah Korsel dilaporkan sepakat membeli 36 helikopter tempur AH-64E Apache Guardian senilai 1,5 miliar dolar AS, produksi Boeing, Amerika Serikat. Proses pembelian helikopter itu akan selesai dalam tiga tahun ke depan. Menurut Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) Korsel, helikopter itu memang dibeli untuk memperkuat pertahanan mereka dari ancaman Korut. (AFP/DWA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com