Kairo, Kompas -
Sasaran roket ketiga masih dicari. Akan tetapi, dilaporkan bahwa tidak ada korban jiwa ataupun materi dalam serangan roket itu.
Otoritas keamanan Israel segera menutup bandar udara Eilat dan meningkatkan patroli di kota itu. Helikopter militer Israel terbang di atas kota Eilat untuk ikut mengontrol kawasan kota.
Demikian dilaporkan wartawan Kompas,
Eilat memiliki nilai sangat strategis bagi Israel karena merupakan satu-satunya akses menuju Laut Merah. Kota itu dikenal sebagai kota pelabuhan dan kota wisata.
Kota tersebut selama ini dilindungi sistem pertahanan antirudal Iron Dome yang dapat mendeteksi dan menghadang serangan roket. Namun, dalam serangan terbaru ini, sistem Iron Dome tersebut tidak berfungsi dan tiga roket dapat menghantam kota Eilat.
Sumber keamanan Israel yang dikutip stasiun televisi Al Jazeera menyatakan, kemungkinan besar tiga roket itu ditembakkan dari Gurun Sinai, Mesir.
Namun, sumber keamanan Mesir yang dikutip situs Al-Youm Sabi’ menolak tudingan Israel itu. Menurut sumber tersebut, terlalu dini menyebut Gurun Sinai sebagai tempat penembakan roket-roket tersebut.
Sumber keamanan Mesir itu menambahkan, pasukan perbatasan Mesir kini meningkatkan patroli di sepanjang perbatasan dengan Israel menyusul serangan tiga roket itu.
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, yang sedang berada di London untuk menghadiri upacara pemakaman mantan PM Inggris Margaret Thatcher, langsung menelepon Menteri Pertahanan Israel Moshe Yaalon, membahas respons yang akan diambil atas serangan roket itu.
Kota Eilat terakhir mendapat serangan roket dari Gurun Sinai pada November 2012. Israel saat itu menuduh kelompok radikal Jihad Salafi berada di balik serangan itu.
Israel juga membangun pagar kawat pemisah sepanjang sekitar 250 kilometer di perbatasan dengan Mesir menyusul memburuknya situasi keamanan di Gurun Sinai pascarevolusi Mesir yang menumbangkan Presiden Hosni Mubarak, Februari 2011.
Pascarevolusi Mesir itu, kota Eilat menjadi langganan serangan roket dari Gurun Sinai.
Israel selama ini berusaha mencari bukti yang mengaitkan Hamas dengan teknologi roket yang ditembakkan dari Gurun Sinai tersebut. Namun, roket-roket yang ditembakkan dari Sinai terhitung roket konvensional yang kurang efektif dibandingkan dengan roket milik Hamas di Jalur Gaza atau Hezbollah di Lebanon selatan.