Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paksa Berciuman, Mahasiswa Dinyatakan Bersalah

Kompas.com - 17/04/2013, 08:56 WIB
Kontributor Singapura, Ericssen

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com — Benedict Ang Yong Chuean adalah mahasiswa bertalenta penerima beasiswa bergengsi Singapore Armed Force Scholarship. Sejumlah pejabat tinggi Singapura, termasuk Perdana Menteri Lee Hsien Loong, tercatat menerima beasiswa ini untuk melanjutkan perkuliahan mereka.

Sayangnya, Benedict saat ini harus berurusan dengan hukum menyusul skandal yang melilitnya. Pemuda 22 tahun itu dinyatakan bersalah oleh Pengadilan Australia karena melakukan perbuatan tidak senonoh: memaksa berciuman.

Asiaone, Selasa (16/4/2013), melaporkan, seorang gadis mengadukan pemuda itu dengan tuduhan Benedict memaksanya berciuman. Pemuda itu juga menggerayangi tubuh serta meremas payudaranya saat ia sedang tidur.

Benedict juga didakwa secara ilegal masuk ke kamar gadis berumur 18 tahun itu di asrama Australian Defense Force Academy. Keduanya sebelumnya menghadiri acara minum-minum. Selesai acara, mereka berpisah. Namun, pemuda itu terus mengirim pesan pendek (SMS) kepada gadis itu dan menanyakan keberadaannya.

Dalam dakwaan yang dibacakan jaksa, Benedict diyakini masuk begitu saja ke kamar gadis itu, menggerayanginya, dan berkali-kali memaksanya berciuman. Sang gadis kemudian tertidur dan ketika bangun, dia menemukan pelaku telah melepas branya dan menyentuh payudaranya.

Pemuda itu menolak semua tuduhan dan menegaskan bahwa dirinya tak bersalah. Dia tidak membantah berciuman, tetapi menegaskan hal itu dilakukan secara suka sama suka. "Saya datang ke kamar untuk mengecek kondisinya karena dia baru saja meneguk 18 gelas alkohol. Saya bahkan menawarkan balsem karena dia mengeluh sakit," kilahnya.

Jaksa mengecam pembelaan itu konyol, tidak masuk akal, dan penuh dengan tipu muslihat.

Benedict dinyatakan tidak terbukti menggerayangi, tetapi dia akan menerima vonis hukumannya pada akhir bulan ini atas dakwaan memaksa berciuman.

Laporan yang beredar di kalangan mahasiswa menyebutkan bagaimana pelaku mengakui perbuatannya ke teman-teman dekatnya, tetapi meminta mereka untuk menutupinya demi menyelamatkan masa depannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com