Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Militer Korea Utara Murka

Kompas.com - 17/04/2013, 03:27 WIB

PYONGYANG, SELASA - Komando tertinggi militer Korea Utara, Selasa (16/4), murka dan mengultimatum Korea Selatan segera meminta maaf jika tak ingin diserang mendadak. Pasalnya, sebuah unjuk rasa warga Korea Selatan, Senin (15/4), dianggap menghina para pemimpin Korea Utara.

Kecaman dan ancaman keras tersebut dilancarkan komando tertinggi angkatan bersenjata, yang juga dipimpin Kim Jong Un, seperti diwartakan KCNA, kantor berita pemerintah negeri komunis tersebut.

Ancaman dari institusi itu terbilang sangat jarang terjadi. Pyongyang juga dilaporkan menolak ide bahwa dirinya harus terlibat dalam sebuah dialog ”memalukan” dengan Amerika Serikat (AS)

Senin lalu, warga Korea Utara (Korut) baru saja menggelar pesta besar-besaran memperingati perayaan ulang tahun ke-101 pendiri negeri itu, Kim Il Sung.

Bersamaan dengan perayaan tersebut, sedikitnya 250 warga Korea Selatan (Korsel) menggelar unjuk rasa di Seoul. Selain menggelar spanduk, mereka juga membakar dua patung, Kim Il Sung dan Kim Jong Il.

Aksi pembakaran itulah yang dinilai sangat menghina Korut. Pyongyang bahkan menolak menggelar pembicaraan apa pun jika Korsel tak segera minta maaf atas tindakan bermusuhan itu.

”Jika pemerintahan negara boneka (Korsel) benar-benar ingin berdialog dan bernegosiasi, mereka harus meminta maaf atas berbagai tindakan bermusuhan yang dilakukan terhadap Korut, baik kecil maupun besar, dan juga segera menghentikan perilaku-perilaku seperti itu,” papar pernyataan tertulis Pyongyang.

Ancaman terbaru Korut itu juga muncul sehari di pengujung rangkaian kunjungan Menteri Luar Negeri AS John Kerry di kawasan Asia Timur Laut.

Dalam kunjungan itu, Kerry sekaligus mengupayakan dan meminta dukungan China agar bisa serta mau mengendalikan sekutu terdekatnya, Korut.

Seperti biasa, ancaman Korut selalu ditanggapi serius oleh Korsel. Lewat juru bicara Kementerian Pertahanan, Kim Min-seok, pihak Korsel mengaku terus mengamati dan mengawasi secara ketat gerak gerik Korut.

Sementara itu di tempat terpisah, Duta Besar Korut di Inggris Hyon Hak Bong menyatakan bahwa negerinya bukan pemicu ketegangan selama ini.

Hyon menyatakan itu dalam sebuah pidato, yang juga jarang terjadi, di depan Partai Komunis Marxis-Leninis Inggris.

Pihak Korut, tutur Hyon, hanya merespons agresi yang dilakukan AS selama ini, termasuk yang berbentuk latihan perang bersama Korsel. Dalam latihan itu, AS mengerahkan 200.000 personel militernya.

Helikopter AS jatuh

Sementara itu, sebuah helikopter militer AS jatuh tak jauh dari wilayah perbatasan kedua Korea setelah melakukan upaya pendaratan keras.

Dalam pernyataan persnya, pihak komando militer AS di Korsel menyebutkan, saat kejadian, helikopter itu mengangkut 21 orang. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu.

”Para kru helikopter itu berasal dari Unit Ke-31 Ekspedisi Marinir, yang bermarkas di Okinawa, Jepang,” papar siaran pers militer AS.

Helikopter Sikorsky CH-53E Super Stallion itu dilaporkan jatuh di kawasan latihan tembak militer Korsel di Cheolwon, sekitar 88 km arah utara Seoul.

Menyusul ketegangan di Semenanjung Korea, Presiden AS Barack Obama dan Presiden Korsel Park Geun-hye dijadwalkan bertemu di Washington pada 7 Mei mendatang.(BBC/AFP/REUTERS/DWA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com