Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Dua Kubu di Venezuela

Kompas.com - 17/04/2013, 03:24 WIB

Caracas, Selasa - Kedua pihak yang berseberangan dalam politik Venezuela sama-sama mengadakan unjuk rasa, Selasa (16/4), setelah Dewan Pemilu Nasional (CNE) menolak tuntutan kubu oposisi untuk penghitungan suara ulang pemilihan umum presiden.

Tuntutan oposisi disampaikan dalam unjuk rasa di jalanan kota Caracas, yang menyebabkan bentrokan dengan polisi, Senin. Ribuan pendukung oposisi turun ke jalan setelah CNE menetapkan penjabat Presiden Nicolas Maduro sebagai pemenang, mengalahkan kandidat oposisi, Henrique Capriles. Capriles menolak mengakui kekalahan dan menuntut penghitungan ulang penuh.

Capriles mengatakan, angka yang diperoleh timnya memperlihatkan dia memenangi pemilu 14 April lalu. Perbedaan itu membuat dia menuntut audit atas hasil resmi yang memberi Maduro kemenangan tipis, 50,8 persen berbanding 49 persen suara untuk Capriles.

CNE menolak penghitungan suara ulang, yang mengecewakan kubu oposisi. Polisi menembakkan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan unjuk rasa yang berpusat di sebuah kawasan elite di Caracas.

Pemilu presiden itu diadakan menyusul meninggalnya pemimpin sosialis Hugo Chavez, 5 Maret, setelah dua tahun berjuang melawan kanker. Chavez menunjuk Maduro sebagai penggantinya sebelum meninggal dunia.

Unjuk rasa damai

Kedua pihak mengimbau para pendukung mereka mengadakan unjuk rasa damai di seluruh negeri, Selasa. Imbauan ini meningkatkan kekhawatiran akan lebih banyak kerusuhan politik di negara pemilik cadangan minyak terbesar di dunia yang berpenduduk 29 juta orang itu.

”Saya mengimbau rakyat untuk berjuang dengan damai, mobilisasi di seluruh negeri... cukup sudah pelanggaran!” kata Maduro kepada media, beberapa jam setelah secara resmi dinyatakan sebagai pemenang.

”Mereka mencoba melanggar mayoritas... kami mengimbau mereka (oposisi) untuk menghormati kehendak rakyat.”

Maduro—sebelumnya mendukung audit hasil pemungutan suara—kini mengatakan, tuntutan Capriles untuk sebuah penghitungan ulang penuh adalah ”keinginan seorang borjuis”.

Bentrokan di Caracas terjadi saat pihak oposisi berdemonstrasi di luar sejumlah kantor stasiun televisi pemerintah, VTV, dan rumah Ketua CNE. Protes pihak oposisi dilaporkan juga terjadi di beberapa ibu kota negara bagian.

Capriles, Gubernur Negara Bagian Miranda, berharap untuk menyoroti lemahnya mandat Maduro dan membangkitkan amarah oposisi dengan tuduhannya bahwa CNE telah memihak Partai Sosialis yang berkuasa. Dia mendorong pendukungnya berunjuk rasa damai pada Selasa dan Rabu serta menuntut penghitungan ulang penuh.

Namun, strategi itu bisa menjadi bumerang kalau demonstrasi berkembang menjadi kerusuhan berkepanjangan, seperti yang dipimpin pihak oposisi antara tahun 2002 dan 2004.

Maduro akan dilantik pada Jumat untuk menyelesaikan masa jabatan enam tahun Chavez, yang dimulai Januari lalu.(AFP/Reuters/DI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com