Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Penjualan Burka di Afganistan Menurun

Kompas.com - 16/04/2013, 14:34 WIB

KABUL, KOMPAS.com - Meski masih dikungkung perang, perlahan-lahan Afganistan mulai berubah. Salah satu hal yang berubah adalah persamaan hak-hak perempuan. Salah satu wujudnya adalah semakin banyak perempuan Afganistan yang memilih tak mengenakan burka.

Memang di sebagian besar kawasan negeri itu, situasi masih seperti dulu, tradisional dan konservatif. Para perempuan Afganistan di pedesaan juga masih memilih menganakan burka yang menutupi seluruh tubuh mereka.

Namun di ibu kota Kabul, menurunnya perempuan yang mengenakan burka sangat terasa, terutama bagi para penjual burka. Permintaan burka menurun tajam di kalangan pelajar perempuan dan perempuan karier.

Haji Hussain (75), sudah bekerja mewarnai kain bahan burqa selama 40 tahun. Dia dengan sangat jelas melihat penurunan bisnis ini.

Dulu, Hussain mewarnai kain burka antara 30-40 burka per hari saat Taliban berkuasa. Namun kini, dia hanya mengerjakan beberapa lembar saja per harinya.

"Penyebabnya kini banyak perempuan lebih suka bepergian dengan wajah terbuka, jadi mengenakan burka sama sekali tak bergaya," ujar Hussain.

Masuknya produk China ke pasar Afganistan beberapa tahun lalu juga mengubah peta industri burka negeri itu.

"Burka buatan China merajai pasaran dan mengalahkan burka produksi Afganistan. Bisnis menurun tajam dibanding masa lalu. Dulu, kami bisa menjual sangat banyak, kini sangat sulit," kata seorang penjual burka, Mohammad Ashraf.

Bahkan, lanjut Ashraf, para perempuan Afganistan yang masih memilih mengenakan burka memilih burka buatan China atau Pakistan karena kain buatan kedua negara itu lebih mudah dilipat.

Burka impor dari China juga dipenuhi sulaman. Sehingga perempuan Afganistan tinggal menjahit penutup kepala serta jaring-jaring penutup mata dan burka sudah siap digunakan.

Semua ini jauh lebih mudah dan murah dibanding mebuat burka ala Afganistan yang memiliki banyak langkah.

Di saat permintaan burka menurun di Kabul, namun di beberapa provinsi yang masih konservatif, permintaan burka tetap tinggi.

Mohammad Akram (35), seorang penjual burka di Kabul, menyadari meningkatnya permintaan burka di kawasan-kawasan yang masih bergolak.

"Bisnis masih cukup bagus saat ini. Kami masih bisa menjual burka dengan total penjualan 1.000-1.500 dollar AS setiap pekan di sejumlah provinsi seperti Kandahar, Helmand, dan Zabul," kata Akram.

Di tokonya, Akram menjual berbagai jenis burka. Burka buatan Afganistan menjadi yang paling mahal yaitu antara 20-60 dollar AS. Sementara, burka buatan China dihargai 10-20 dollar AS.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com