Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Korban Bom Boston Harus Diamputasi

Kompas.com - 16/04/2013, 10:14 WIB

BOSTON, KOMPAS.com — Rumah sakit di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat, mengatakan, banyak pasien yang harus diamputasi akibat luka yang diakibatkan ledakan bom di Boston Marathon, Senin (15/4/2013).

Tercatat setidaknya 134 orang terluka dalam dua ledakan. Lima orang di antaranya dalam kondisi kritis.

Para korban luka dilarikan ke delapan rumah sakit terdekat. Rumah Sakit Umum Massachusetts merawat 29 orang, delapan di antaranya dalam kondisi kritis, kata dr Peter Fagenzholz, dokter bedah trauma di RS tersebut.

"Kami harus melakukan sejumlah amputasi," kata dr Fagenzholz.

Dua bom yang meledak itu diduga berisi gotri (bola besi kecil). Hal itu dikuatkan dengan pernyataan dr Fagenzholz yang menyebut ditemukan banyak logam kecil pada luka korban.

Menurut seorang saksi mata, dia melihat genangan darah di mana-mana. "Banyak korban dibawa dengan tandu. Saya melihat ada orang yang kehilangan kaki. Orang-orang menangis," kata Steve Silva, wartawan olahraga boston.com, yang saat itu bertugas meliput Boston Marathon.

Saksi lainnya, Allan Panter, yang berada di garis finis karena menunggu istrinya mengikuti lomba lari maraton tersebut, mengaku berdiri sekitar 7 meter dari pusat ledakan pertama.

"Saya melihat setidaknya enam hingga tujuh orang tergeletak di dekat saya. Seorang perempuan meninggal. Ada pria yang kehilangan kedua kakinya," kata Panter.

"Sebagian besar korban mengalami luka di tubuh bagian bawah. Saya tidak tahu mengapa perempuan muda itu meninggal. Saya tidak menemukan luka apa pun di bagian dadanya," lanjut Panter.

Seperti diberitakan, dua ledakan bom mengguncang lokasi Boston Marathon, Boston, Massachusetts, AS, Senin pagi. Pihak berwenang di Boston, Amerika Serikat, menyatakan, korban tewas menjadi tiga orang dan lebih dari seratus orang terluka dalam ledakan bom tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com