Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rakyat Pyongyang Berpesta

Kompas.com - 16/04/2013, 02:51 WIB

PYONGYANG, SENIN - Dunia boleh saja cemas dan tegang menghadapi ancaman perang termonuklir Korea Utara. Akan tetapi, suasana di Pyongyang, Senin (15/4), justru tampak larut dalam kegembiraan saat rakyat negeri itu merayakan hari lahir ke-101 bapak pendiri bangsa, Kim Il Sung.

Menurut kantor berita Korea Utara (Korut), KCNA, perayaan juga ditandai kunjungan pemimpin belia Korut, Kim Jong Un, ke mausoleum sang mendiang kakek dan sang ayah Kim Jong Il di Istana Kumsusan sebagai bentuk penghormatan.

Dalam perayaan kemarin, sepanjang jalan di Pyongyang ramai dihiasi berbagai bendera dan spanduk mengelu-elukan sosok Pemimpin Besar Kim Il Sung. Untuk memperingati perayaan itu, warga Korut diliburkan selama tiga hari.

Warga Korut tampak berbaris di depan patung perunggu raksasa kedua mendiang Kim di pusat kota Pyongyang untuk meletakkan karangan bunga.

Kim Il Sung meninggal pada 1994. Kekuasaannya dilanjutkan oleh anaknya, Kim Jong Il, hingga meninggal tahun 2011 dan kemudian digantikan oleh Kim Jong Un.

Lebih lanjut, selama ini juga beredar kekhawatiran dan spekulasi bahwa Korut akan meluncurkan peluru kendali jarak menengahnya bersamaan atau tak berselang lama dari hari perayaan kali ini.

Peluru kendali jenis Musudan berdaya jelajah 4.000 kilometer itu diyakini mampu menjangkau sampai ke pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Guam, kepulauan Pasifik.

Kepada BBC, Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan sudah bukan waktunya lagi mengadakan ”pembahasan pura-pura” dengan Korut. ”Kita tak bisa lagi meneruskan sandiwara seperti ini dan kita juga tak punya kebijakan retorik tentang denuklirisasi. Mulai sekarang kita harus punya langkah yang lebih riil menghadapi Korut,” ujar Kerry di Jepang.

Kerry lebih lanjut juga menyebut, bahkan China, negara sekutu terdekat Korut, telah mengeluarkan pernyataan keras untuk mengkritik Pyongyang.

Kerry mengaku sangat berharap Beijing mulai sekarang bisa menyadari kondisi tak stabil di kawasan, yang telah diciptakan oleh perilaku Kim Jong Un.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com