Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maduro Terpilih sebagai Pengganti Chavez

Kompas.com - 15/04/2013, 12:07 WIB

CARACAS, KOMPAS.com — Dewan Pemilihan Umum Venezuela, Minggu (14/4/2013), mengumumkan bahwa presiden sementara negara itu, Nicolas Maduro, memenangi pemilihan umum yang digelar pada hari yang sama. Maduro menang tipis atas saingannya dari pihak oposisi, Henrique Capriles, yang langsung menyuarakan adanya manipulasi suara dalam pemilihan tersebut. Kemenangan itu mengukuhkan posisi Maduro untuk melanjutkan revolusi sosial almarhum Hugo Chavez yang adalah mentor Maduro.

"Kemenangan ini merupakan penghargaan yang lain untuk comandante kita, Hugo Chavez," kata Maduro (50) di depan pendukungnya yang bersorak-sorak di Istana Presiden Miraflores. "Hari ini kita dapat mengatakan bahwa kita mengantongi kemenangan pemilu yang adil," lanjut Maduro setelah dewan pemilu mengatakan bahwa ia memenangi suara 50,66 persen, sedangkan Capriles meraih suara 49,1 persen, atau dengan hanya berselisih kurang dari 300.000 suara.

Para pendukung Maduro langsung merayakan kemenangan itu dengan membakar kembang api di Caracas. Sementara pendukung oposisi memukul panci dan wajan sebagai protes atas dugaan kecurangan yang terjadi. Reaksi yang kontras itu menggarisbawahi polarisasi mendalam di negara Amerika Selatan berpenduduk 29 juta orang tersebut.

Ratusan Chavistas (pendukung Chavez) telah mulai merayakan kemenangan di depan istana Miraflores sebelum hasil pemilihan diumumkan. Mereka membakar kembang api, menari-nari, dan memegang gambar Maduro dan Chavez. "Ini merupakan kemenangan yang sangat penting bagi masa depan negara. Ini adalah warisan comandante kami, yang tidak lagi bersama kami. Tapi, dia memberikan kepada kami Maduro dan dia akan membela proyek-proyeknya," kata Rafael Perez Camarero, 29 tahun.

Sebelum hasil pemilihan diumumkan, Capriles memperingatkan di Twitter bahwa ada "upaya untuk mengubah pilihan yang dibuat oleh para pemilih." Dia tidak segera bereaksi atas hasil resmi yang diumumkan dewan pemilihan. Pemimpin oposisi berusia 40 tahun itu menuduh bahwa ada sejumlah upaya untuk membiarkan rakyat memilih setelah TPS ditutup. Sebelumnya, ia menuduh pemerintah menekan para pegawai negeri sipil untuk memilih Maduro.

Pemilu Venezuela itu merupakan duel antara pewaris revolusi sosialis almarhum Chavez dan Henrique Capriles yang bertekad membuat perubahan di negara yang terpecah tersebut. Maduro menyematkan harapannya pada kesetiaan kepada Chavez di antara jutaan orang miskin yang menerima manfaat program sosial selama ini. Dia menjanjikan untuk melanjutkan kebijakan yang didanai minyak yang mengurangi kemiskinan dari 50 persen menjadi 29 persen melalui program kesehatan, pendidikan, dan pangan yang populer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com