Pattani, Kamis
Aparat pemerintah menegaskan, tiang-tiang telepon seluler dan toko-toko telah menjadi sasaran serangan tersebut. Serangan itu dilakukan di delapan distrik di Pattani, provinsi paling bergolak di Thailand selatan, dekat perbatasan dengan Malaysia.
Menurut polisi, semua korban berasal dari penyergapan tunggal. Serangan bom mobil ditujukan kepada personel keamanan dalam merespons tembakan mereka.
Lebih dari 5.500 orang tewas di beberapa provinsi di Thailand selatan yang berpenduduk mayoritas Muslim dalam kurun sembilan tahun kerusuhan berdarah. Kelompok-kelompok pemberontak yang tak jelas organisasinya dituding sebagai pihak yang terlibat dalam aksi pengeboman dan penembakan yang terjadi hampir setiap hari hingga kini.
Personel keamanan dan mereka yang berkaitan dengan pemerintah secara teratur dijadikan target serangan. Selain itu, warga setempat yang dianggap bisa atau selalu bekerja sama dengan pihak berwenang juga menjadi sasaran serangan.
Awal April lalu, satu prajurit Marinir Thailand, yang juga seorang Muslim, diculik dan dieksekusi di Provinsi Narathiwat, juga di wilayah selatan. Militer menjelaskan, aksi itu diduga untuk membalas serangan gagal para milisi ke pangkalan militer, Februari lalu di Narathiwat, yang menewaskan 16 milisi.
Serangkaian serangan pada Rabu malam itu pun terjadi di provinsi berdekatan dengan Narathiwat.
Thailand mengadakan pembicaraan perdamaian resmi pertama dengan pemberontak selatan pada akhir Maret lalu. Pertemuan satu hari dengan perwakilan dari Barisan Revolusi Nasional (BRN) digelar di Kuala Lumpur, Malaysia.