Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Desak G-8 Menekan Korut

Kompas.com - 12/04/2013, 02:34 WIB

London, Kamis - Jepang mulai meradang dan mendesak solidaritas kelompok G-8 untuk menekan Korea Utara agar berhenti meneror. Konflik Semenanjung Korea sebenarnya hanya melibatkan dua Korea dan Amerika Serikat. Namun, Jepang juga jadi target ancaman rudal nuklir Pyongyang.

Para menteri luar negeri (menlu) negara-negara industri maju G-8, sejak Rabu lalu hingga Kamis (11/4), berkumpul di London, Inggris, untuk membahas beberapa isu penting dunia. Dua agenda paling krusial adalah krisis Semenanjung Korea dan perang saudara di Suriah.

Kelompok G-8 sangat berkepentingan pada stabilitas kawasan Asia yang merupakan pasar utama perdagangan mereka. Stabilitas ini guncang dalam tiga pekan terakhir setelah Korea Utara (Korut) mengumbar ancaman kepada Korea Selatan (Korsel), Amerika Serikat (AS), dan Jepang.

Merespons ancaman Pyongyang, Jepang menempatkan sistem persenjataan anti-rudalnya di beberapa pusat kota Tokyo. Pemerintah Jepang kemudian memberikan perintah kepada militer untuk menghancurkan setiap rudal Korut yang melintas di wilayah udara mereka.

Tensi di Semenanjung Korea semakin memuncak mendekati 15 April, yang merupakan hari ulang tahun sang Pemimpin Besar Kim Il Sung. Kekhawatiran terbesar adalah hari tersebut akan dipakai sebagai momentum Korut untuk meluncurkan rudalnya dengan kemungkinan sasaran Seoul, Tokyo, atau Guam.

Di London, Jepang menuntut negara-negara G-8 mengeluarkan pernyataan keras terhadap Pyongyang. Menlu Jepang Fumio Kishida dan Menlu AS John Kerry, Rabu sore, langsung mendiskusikan kemungkinan sanksi ekonomi untuk menekan pemerintahan Kim Jong Un.

Kerry dan Kishida juga membahas peran China dan bagaimana ”mengubah dinamika” Pyongyang.

Kerry bersama pemimpin NATO, Anders Fogh Rasmussen, juga akan terbang ke Seoul, Jumat ini, dalam rangka mengantisipasi ancaman Pyongyang.

”Korut, dengan retorikanya yang terus-menerus, benar-benar telah mendekati garis bahaya,” ujar Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel, Rabu lalu.

Laporan intelijen Korsel menyebutkan, Korut telah mempersiapkan dua rudal jarak menengah di pantai timur, yang siap ditembakkan kapan pun. Korut mengabaikan peringatan China, yang merupakan sekutu terdekatnya, untuk meredakan ketegangan di Semenanjung Korea.

Inisiatif ASEAN

Sementara itu di Bandar Seri Begawan, Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) sepakat menjadikan forum pertemuan kawasan (ARF) yang digagasnya sebagai ajang untuk menciptakan komunikasi di antara kedua Korea.

Wartawan Kompas, Wisnu Dewabrata, melaporkan dari ibu kota Brunei itu, ARF—kedua Korea juga menjadi anggotanya—kemungkinan digelar Juli mendatang. Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa, kemarin, seusai mengikuti rangkaian pertemuan antar-menlu ASEAN.

”Kerap kali dalam kondisi krisis, pihak-pihak yang bertikai cenderung mengunci diri, baik ke dalam maupun ke luar, sehingga lupa untuk mengupayakan membangun komunikasi. Hal itulah yang sekarang coba kami sampaikan sekarang kepada keduanya,” ujar Marty.

Menjelang Juli, tutur Marty, ASEAN akan mencoba menjajaki kedua pihak melalui upaya komunikasi informal. ASEAN juga ingin memastikan ARF tidak akan terjebak menjadi sekadar pertemuan rutin. (AFP/joy)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com