Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ASEAN Khawatir Dampak Krisis Korea

Kompas.com - 11/04/2013, 02:37 WIB

BANDAR SERI BEGAWAN, KOMPAS - Perkembangan situasi di Semenanjung Korea, termasuk soal bagaimana ASEAN bisa ikut berperan membantu penyelesaian masalah itu, bakal menjadi salah satu isu penting yang akan dibahas bersama dalam pertemuan para menteri luar negeri ASEAN (AMM), pekan ini.

Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa, Rabu (10/4) sore, saat ditemui tak lama setelah tiba di Bandar Seri Begawan, Brunei. AMM kali ini digelar di ibu kota Brunei itu, Rabu hingga Kamis ini, di bawah kepemimpinan Brunei sebagai Ketua ASEAN 2013.

Pertemuan retret para menteri luar negeri akan digelar pada Kamis (11/4) pagi ini dan berlangsung 1,5 jam. Demikian dilaporkan wartawan Kompas, Wisnu Dewabrata, dari Bandar Seri Begawan.

”Kami tak peduli apakah krisis di Semenanjung Korea terjadi di luar kawasan (Asia Tenggara). Kami (ASEAN) tetap khawatir karena, jika sampai terjadi apa- apa di sana, bisa dipastikan kawasan Asia Tenggara juga akan terkena dampaknya,” ucap Marty.

Menurut dia, ASEAN berharap semua pihak bisa menahan diri dan berusaha keras mengakhiri ketegangan.

ASEAN, Marty menambahkan, juga berpeluang melibatkan diri, seperti pernah dilakukan saat Indonesia menjabat Ketua ASEAN tahun 2011. Saat itu, dalam Forum Regional ASEAN (ARF), ASEAN sukses mempertemukan para menlu dari Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel).

Baik Korut maupun Korsel menjadi anggota ARF. Forum tersebut akan kembali digelar pada AMM kedua tahun ini, akhir Juni mendatang, juga di Brunei.

Mendorong percepatan

Sementara itu, Menlu Filipina Albert del Rosario juga memastikan pihaknya akan mengusung isu percepatan pembahasan Kode Tata Berperilaku (COC) di Laut China Selatan serta implementasi Deklarasi Tata Berperilaku (DOC).

Terkait masalah tersebut, Marty mengingatkan agar semua pihak yang bersengketa di Laut China Selatan sama-sama bisa menahan diri dan tidak terus-menerus saling menguji reaksi pihak lain karena hal tersebut bisa memicu kesalahan kalkulasi dan misinterpretasi yang berbahaya.

Marty juga terkesan kecewa dengan langkah China mengizinkan wisatawan berkunjung ke wilayah sengketa di Kepulauan Paracel. Langkah unilateral seperti itu, menurut Marty, telah melanggar prinsip yang diatur dalam DOC.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com