Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/04/2013, 15:30 WIB

SEOUL, KOMPAS.com - Seorang mantan mata-mata Korea Utara, Kim Hyun Hee, yang pernah meledakkan sebuah pesawat komersial Korsel, Rabu (10/9/2013), mengakatan pemimpin Korut Kim Jong Un sebenarnya tengah berjuang mengendalikan militernya.

Sehingga, lanjut Hyun Hee, Kim Jong Un menggunakan ancaman-ancaman perang terhadap Korsel dan AS untuk memperkuat dukungan militer kepada dirinya.

Kim Hyun Hee, yang mengaku diperintahkan Kim Jong Il meledakkan pesawat Korsel yang menewaskan 115 orang itu, menambahkan, dia yakin Jong Un masih berusaha melepaskan diri dari bayang-bayang ayahnya yang meninggal dunia Desember 2011.

"Kim Jong Un terlalu muda dan tidak berpengalaman," kata Hyun Hee kepada stasiun televisi ABC Australia dalam sebuah wawancara di tempat rahasia di Seoul dan di bawah penjagaan ketat.

"Dia (Kim Jong Un) tengah berupaya memegang kendali penuh terhadap militer dan memenangkan kesetiaan militer. Itulah sebabnya dia sering mengunjungi kamp militer, untuk mendapatkan dukungan," tambah dia.

Kim Hyun Hee menambahkan ancaman perang nuklir sebenarnya memang salah satu metode yang digunakan Korea Utara untuk mengendalikan negerinya.

"Dengan program nuklir, Korea Utara menjaga kesetiaan rakyatnya dan membuat Korsel dan AS selalu berada di bawah tekanan," lanjut dia.

Kim Hyun Hee, menjadi pemeran utama peledakan pesaat Korean Air penerbangan 858 dengan meletakkan bom waktu di kompartemen barang di dalam kabin maskapai Korean Air penerbangan nomor 858.

Dia ditangkap bersama agen Korea Utara lainnya saat akan meninggalkan Bahrain menggunakan paspor Jepang palsu. Setelah ditangkap keduanya langsung menelan pil siania. Si agen pria tewas, sedangkan Kim berhasil diselamatkan dan dibawa ke Seoul.

Di ibu kota Korea Selatan itu dia mengakui semua perbuatannya termasuk perintah langsung untuk meledakkan Korean Air dari Kim Jong Il. Pemerintah Korea Selatan akhirnya memaafkannya.

Kim Hyun Hee menikah dengan mantan pengawalnya dan kini tinggal di Seoul. Meski demikian, dia masih menyimpan kekhawatiran bahwa para pembunuh dan agen-agen Korea Utara akan menyerangnya setiap saat.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    28th

    Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

    Syarat & Ketentuan
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
    Laporkan Komentar
    Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Verifikasi akun KG Media ID
    Verifikasi akun KG Media ID

    Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

    Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com