Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/04/2013, 07:21 WIB

KOMPAS.com - Kain tenun sepertinya akan menjadi incaran banyak orang di masa mendatang. Bahkan, mulai mendapat tempat yang eksklusif di hadapan publik asing, khususnya Amerika Serikat.

Setidaknya begitulah yang dirasakan Okke Hatta Rajasa, Ketua Cita Tenun Indonesia (CTI) ketika akhir tahun lalu dia berada di New York, AS, untuk menerima penghargaan Women's Champion and Visionary Award dari Fashion 4 Development.

"Saat menerima penghargaan, CTI juga menggelar peragaan busana koleksi tenun garut dan tenun bali, dan mereka menempatkannya di tempat yang eksklusif," cerita Okke, di Galeri CTI, jalan Tirtayasa, Jakarta Selatan, Selasa (8/4/2013) lalu.

Apresiasi yang tinggi dari masyarakat Amerika lahir karena mereka melihat kain tenun begitu istimewa. Sebab untuk memproduksi kainnya saja butuh kreativitas dan waktu yang cukup lama. Okke menilai Indonesia patut berbangga dengan kekayaan tradisi yang dimilikinya. Untuk tenun saja, hampir semua daerah dari Sabang sampai Merauke memilikinya.

Jika dikategorikan secara umum ada tiga jenis tenun yakni tenun ikat, songket, dan datar. Tiga macam tenun ini jika dikombinasi akan memberikan hasil yang luar biasa. Tenun songket Baduy jika dikombinasi dengan ikat menjadi garis-garis yang kaya warna.

Upaya revitalisasi dan pengembangan tenun inilah yang sedang dilakukan oleh CTI, agar tenun terus berproses dari generasi ke generasi berikutnya. Selain program pelatihan perajin tenun di daerah, CTI juga sudah menerbitkan dua buku tentang tenun, yakni Tenun: Handwoven Textiles of Indonesia dan Woven Indonesian Textiles for the Home.

"Kami berupaya menyiasati kain tenun supaya enteng dan bisa digunakan oleh banyak orang," ujar Okke.

Beberapa waktu lalu, CTI mengusulkan kain tenun ikat sumba untuk menjadi aset intangible heritage dunia kepada UNESCO. Seperti disampaikan Okke, kain tenun sumba akan segera diresmikan sebagai salah satu World's Intangible Heritage oleh UNESCO dalam sidang umum yang akan berlangsung bulan November 2013.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com