Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Andalkan China Lagi

Kompas.com - 09/04/2013, 08:39 WIB

BOAO, KOMPAS - Presiden China Xi Jinping memperingatkan bahwa era pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi di negara berekonomi terbesar kedua di dunia itu mungkin sudah usai. China sudah tidak dapat lagi diandalkan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi global.

”Menurut saya, kita tidak mungkin lagi dapat menjaga pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi dan hal itu tentu tidak kita inginkan,” ujar Xi di hadapan belasan pebisnis asing di pulau di selatan Hainan, Senin (8/4).

Dia berbicara pada pertemuan Forum Boao untuk Asia, pertemuan tahunan para pemimpin politik dan ekonomi juga akademisi di Asia dan benua lain untuk mendiskusikan masalah hangat di kawasan dan masalah global. Forum Boao sudah dilaksanakan sejak tahun 2001.

”Namun, masih mungkin bagi kita untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Perekonomian China dalam keadaan baik,” ujar Xi lagi.

China telah membukukan rekor dengan rata-rata pertumbuhan tahunan mencapai 9,9 persen sejak negara besar itu membuka perekonomiannya 30 tahun lalu. Menurut Xi, pencapaian ini jarang terjadi dalam sejarah perekonomian dunia. Ketika terjadi krisis finansial yang berakar dari Amerika Serikat tahun 2008, pertumbuhan tinggi di China menjadi penopang pertumbuhan ekonomi global.

Para pemimpin China berulang kali berjanji mengkaji kembali model ekonominya. Pertumbuhan dialihkan menjadi didukung oleh permintaan konsumen ketimbang investasi dan ekspor seperti sekarang.

Bulan lalu, China mengumumkan target pertumbuhan ekonomi tahun 2013 sebesar 7,5 persen, sama seperti tahun lalu. Penurunan pertumbuhan ekonomi dari dobel digit terkait erat dengan pelemahan ekspor China. Pasar tradisional China, AS, dan Eropa sedang melemah sehingga permintaan barang juga semakin sedikit. Konsumsi domestik yang diharapkan menjadi pengganti pasar ekspor tidak dapat diandalkan. Tahun 2012, perekonomian China bertumbuh pada laju terendahnya, hanya sebesar 7,8 persen.

Tetap buka pintu

Xi mengungkapkan, surplus tahunan yang ditabung menjadi cadangan devisa juga akan menurun. ”Salah satunya karena upaya kami mengontrol laju pertumbuhan ekonomi dan mempercepat transformasi model pertumbuhan. Kami akan mengubah fokus pembangunan ekonomi menjadi kualitas dan efisiensi,” ujarnya.

Beijing terlibat dalam serangkaian perselisihan dengan Eropa dan AS mengenai berbagai isu, mulai dari perselisihan perdagangan hingga peretasan. Perusahaan teknologi raksasa dari California, Apple, berulang kali meminta agar China melindungi hak dan kepentingan perusahaan asing yang berinvestasi di China. Mereka juga meminta agar ada jaminan persamaan hak berpartisipasi dalam program pengadaan barang pemerintah.

”China tidak akan menutup pintu. Sekarang kami telah membuka pintu dan tidak akan menutupnya, tidak sekarang dan tidak pula pada masa yang akan datang. China akan tetap membuka pintu bagi investor asing dan kami juga berharap negara lain membuka pintu untuk investor China,” kata Xi. (AFP/joe)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com