Istanbul, MINGGU -
Meski demikian, Kerry mengingatkan Iran bahwa proses perundingan itu tak akan berlangsung selamanya. ”Ini bukan sebuah proses yang tanpa akhir,” kata Kerry setelah tiba di Istanbul, Turki, Minggu (7/4).
Kunjungan Kerry ke Turki adalah bagian pertama dari kunjungan 10 hari ke Timur Tengah, Eropa, dan Asia.
Pernyataan itu disampaikan Kerry sehari setelah perundingan antara enam kekuatan dunia (P5+1) dan Iran di kota Almaty, Kazakhstan, kembali gagal menjembatani sejumlah perbedaan di antara kedua belah pihak.
Kerry mengatakan, Presiden AS Barack Obama telah berkomitmen untuk melanjutkan proses diplomatik dengan Iran walau ada faktor yang merumitkan, yaitu pemilu presiden Iran bulan Juni.
Negara-negara Barat mencurigai Iran mencoba mengembangkan cara untuk menghasilkan senjata nuklir dengan kedok program energi atom sipil. Iran menyangkal tuduhan itu.
Kebuntuan perundingan itu memunculkan kembali kekhawatiran bahwa perselisihan tersebut bisa meletus menjadi perang terbuka di Timur Tengah. Musuh bebuyutan Iran, Israel, telah berulang kali melontarkan ancaman akan menghentikan program nuklir Iran secara paksa dengan serangan militer.
Bahkan, Washington pun selalu menegaskan tak akan menepis kemungkinan serangan militer terhadap Iran jika negara itu
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, saat berbicara dalam upacara Peringatan Holocaust di Jerusalem, menyiratkan bahwa Israel akan bertindak sendiri jika diperlukan.