Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Wakil Gubernur Diserang, 11 Tewas

Kompas.com - 08/04/2013, 02:53 WIB

Yola, Minggu - Nigeria kembali dilanda teror, kali ini dilakukan oleh orang-orang bersenjata dari kelompok ekstremis. Sabtu (6/4), kelompok ini menyerang Desa Midlu, termasuk menyatroni rumah Wakil Gubernur Negara Bagian Adamawa, Nigeria timur laut, akibatnya 11 orang tewas.

Juru bicara Kepolisian Adamawa, Mohammed Ibrahim, mengatakan, kelompok ekstremis itu menyerang Desa Midlu pada Sabtu pagi dengan senjata api dan parang. Salah satu target serangan adalah rumah Wakil Gubernur Adamawa, Bala James Ngilari.

Dari 11 korban tewas, dua orang adalah penjaga rumah Ngilari. Ngilari tidak berada di tempat ketika para penyerang masuk ke rumahnya. Sembilan korban lainnya dibunuh di tempat berbeda.

Warga desa menjelaskan, sebelum mengeksekusi korbannya, para penyerang memanggil para korban dengan nama masing- masing. Tampaknya para korban memang sudah diinginkan untuk dibunuh oleh para penyerang itu. Belum ada yang ditangkap dalam serangan itu.

Dua pekan sebelumnya, 25 orang tewas ketika sejumlah orang bersenjata menyerbu 13 tempat di wilayah Ganye. Semua insiden itu terjadi saat Nigeria utara acap menjadi target serangan ekstremis.

Jaringan paling berpengaruh dan dikenal bengis di Nigeria ialah Boko Haram, sayap Al Qaeda, yang memulai serangannya sejak 2010. Sudah 3.000 orang tewas karena ulah mereka meski polisi dan tentara gencar menangkap anggota kelompok ini.

Milisi serang polisi

Polisi, Sabtu, juga menjelaskan, gerombolan milisi menyerang sekelompok polisi ketika mereka duduk di perahu yang terdampar di Delta Sungai Niger, Desa Azuzuma, Negara Bagian Bayelsa, Nigeria selatan. Sebanyak 12 polisi ”hilang”, tetapi tiga orang selamat.

Menurut juru bicara Kepolisian Bayelsa, Alex Akhigbe, milisi menyerang rombongan polisi yang sedang dalam tugas khusus ketika perahu mereka rusak. ”Perahu mengalami kerusakan mekanis,” kata Akhigbe. ”Ketika polisi sedang memperbaiki perahu, mereka tiba-tiba diserang oleh sekelompok milisi,” lanjutnya.

Akhigbe menolak menjelaskan tugas khusus yang sedang dijalankan para polisi itu. Dia juga tidak mau menjelaskan apakah pihak berwenang yakin para polisi telah tewas dalam serangan tersebut meskipun dia mengatakan tim penyelamat khusus telah berkumpul untuk menemukan para polisi itu.

Belum jelas kelompok mana yang menyerang para polisi itu. Kelompok garis keras Gerakan Emansipasi Delta Niger (MEND) diduga sebagai pelakunya. Sebelumnya, kelompok itu telah mengancam akan menyerang polisi atau pejabat sebagai protes atas penangkapan dan penahanan pemimpin mereka di Afrika Selatan.

Meski demikian, seperti kebanyakan kekerasan di Delta Niger selama ini, motif di balik serangan itu tetap belum jelas.

Delta Niger di Nigeria merupakan sebuah wilayah perkebunan sawit dan rawa yang luas dan kaya kandungan minyak bumi di dalamnya. Perusahaan-perusahaan minyak asing selama lebih dari 50 tahun telah memproduksi minyak di kawasan itu.

Miliaran dollar AS mengalir ke kas pemerintah. Namun, warga di kawasan delta itu tetap miskin, hidup di perairan tercemar tanpa akses perawatan medis, pendidikan, dan pekerjaan.

Nigeria, yang memproduksi 2 juta barrel minyak per hari, merupakan salah satu pemasok utama minyak bagi Amerika Serikat.

Kondisi buruk memicu aksi perlawanan pada 2006 oleh militan dan penjahat oportunis, yang meledakkan pipa minyak dan menculik pekerja asing. Pada tahun 2009, mayoritas pemberontak meletakkan senjata dan mendapat amnesti dari pemerintah. Beberapa pemimpin milisi menetap di ibu kota negara dan menikmati hak istimewa.

Tabrakan maut

Di tengah kabar serangkaian penyerangan tersebut, seorang pejabat Nigeria melaporkan bahwa 36 orang tewas saat bus yang mereka tumpangi bertabrakan dengan sebuah truk tangki gas di Negara Bagian Edo, Nigeria barat laut, Jumat.

Juru bicara Korps Keselamatan Jalan Federal, Jonas Agwu, menuturkan, kecelakaan itu menyebabkan kebakaran hebat selama berjam-jam.(AP/AFP/REUTERS/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com