Belum jelas kelompok mana yang menyerang para polisi itu. Kelompok garis keras Gerakan Emansipasi Delta Niger (MEND) diduga sebagai pelakunya. Sebelumnya, kelompok itu telah mengancam akan menyerang polisi atau pejabat sebagai protes atas penangkapan dan penahanan pemimpin mereka di Afrika Selatan.
Meski demikian, seperti kebanyakan kekerasan di Delta Niger selama ini, motif di balik serangan itu tetap belum jelas.
Delta Niger di Nigeria merupakan sebuah wilayah perkebunan sawit dan rawa yang luas dan kaya kandungan minyak bumi di dalamnya. Perusahaan-perusahaan minyak asing selama lebih dari 50 tahun telah memproduksi minyak di kawasan itu.
Miliaran dollar AS mengalir ke kas pemerintah. Namun, warga di kawasan delta itu tetap miskin, hidup di perairan tercemar tanpa akses perawatan medis, pendidikan, dan pekerjaan.
Nigeria, yang memproduksi 2 juta barrel minyak per hari, merupakan salah satu pemasok utama minyak bagi Amerika Serikat.
Kondisi buruk memicu aksi perlawanan pada 2006 oleh militan dan penjahat oportunis, yang meledakkan pipa minyak dan menculik pekerja asing. Pada tahun 2009, mayoritas pemberontak meletakkan senjata dan mendapat amnesti dari pemerintah. Beberapa pemimpin milisi menetap di ibu kota negara dan menikmati hak istimewa.
Di tengah kabar serangkaian penyerangan tersebut, seorang pejabat Nigeria melaporkan bahwa 36 orang tewas saat bus yang mereka tumpangi bertabrakan dengan sebuah truk tangki gas di Negara Bagian Edo, Nigeria barat laut, Jumat.
Juru bicara Korps Keselamatan Jalan Federal, Jonas Agwu, menuturkan, kecelakaan itu menyebabkan kebakaran hebat selama berjam-jam.